Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Ukraina: Dikompori Barat, Ditingggal Sendiri Lawan Rusia

Ukraina dibiarkan secara mandiri untuk mempertahankan negaranya dari serangan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berbicara melalui telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Kyiv, Ukraina, dalam gambar selebaran yang dirilis pada (29/1/2022)./Antara -Reuters
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berbicara melalui telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Kyiv, Ukraina, dalam gambar selebaran yang dirilis pada (29/1/2022)./Antara -Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan bahwa merasa telah dibaikan diabaikan oleh Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) di tengah invasi Rusia sejak, Kamis (24/2/2022).

Dikutip melalui Al Jazeera, Zelensky menilai Ukraina dibiarkan secara mandiri untuk mempertahankan negaranya dari serangan Rusia.

"Kami dibiarkan sendiri untuk mempertahankan negara kami," katanya, Jumat (25/2/2022).

Sekadar informasi, Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan perang pada Rabu (23/2/2022) malam, mengakhiri kebuntuan diplomatik selama berminggu-minggu.

Dikutip melalui New York Post, aksi tersebut turut menjerumuskan Eropa Timur ke dalam mimpi buruk kekerasan dan pertumpahan darah yang tidak terlihat sejak hari-hari tergelap Perang Dunia II.

Rusia juga terus melancarkan serangan kepada Ukraina. Tercatat sudah lebih dari 160 roket diluncurkan sejak serangan dimulai pada Kamis (24/2/2022) pagi.

Dikutip melalui Indian Express, Zelensky mengatakan, Zelenskyy 137 orang, termasuk 10 perwira militer, telah tewas dan 316 orang terluka  dalam serangan Rusia di hari pertama invasi, di mana negaranya seperti dibiarkan sendiri dalam memerangi Rusia.

"Mereka membunuh orang dan mengubah kota yang damai menjadi target militer. Itu busuk dan tidak akan pernah dimaafkan," kata Zelensky, merujuk pada pasukan Rusia, dikutip dari Al Jazeera.

Dikutip melalui OVD-Info, kondisi di Rusia juga tidak kalah bergejolak,  di mana polisi Rusia menangkap hampir 1.400 orang dalam protes anti-perang yang digelar di kota-kota di seluruh negeri setelah Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina.

"Lebih dari 1.391 orang telah ditahan di 51 kota," kata OVD-Info pada hari Kamis, yang melacak penangkapan pada demonstrasi oposisi.

Menurut data OVD-Info, lebih dari 700 orang ditangkap di Moskow dan sekitar 340 orang di kota terbesar kedua Saint Petersburg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper