Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi bahwa tingkat hospitalisasi dan keparahan dari infeksi Covid-19 varian Omicron lebih ringan dibandingkan dengan Delta. Hal itu mengacu kepada data Covid-19 pemerintah.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan jumlah rumah sakit yang merawat pasien Omicron cenderung menurun selama periode 14 - 26 Januari 2022 dari 212 menjadi 86 orang. Paling tinggi, jumlah pasien Omicron di RS selama periode itu 217 orang.
"[Tren] ini memperkuat hipotesa kami bahwa Omicron lebih ringan dibandingkan dengan Delta," kata Budi dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan pada Kamis (27/1/2022).
Dengan penularan yang lebih cepat dibandingkan Delta, kata Budi, maka pelonjakan kasus yang diperkirakan terjadi pada Februari - Maret tahun ini tidak akan diiringi dengan tingginya tingkat keterisian rumah sakit.
Saat ini, total pasien Omicron yang dirawat di rumah sakit sebanyak 7.688 orang dengan kapasitas total mencapai 11.000 kasur. Namun, Budi menyebut sebagian besar dari pasien sebenarnya tidak perlu dirawat di rumah sakit.
"Efek Omicron pada umumnya hanya OTG dan sakit ringan yang bisa sembuh tapa dibawa ke RS," jelasnya.
Saat ini, keterisian pasien Omicron di RS secara nasional 10 persen di bawah kapasitas secara keseluruhan.
Kendati demikian, strategi pemerintah dalam menghadapi Omicron tetap berbeda dengan penanganan gelombang Delta yang menimbulkan tingkat keparahan tinggi sehingga RS harus disiapkan secara optimal.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat total kasus Covid-19 varian Omicron hingga Rabu (26/1/2022) terkonfirmasi sebanyak 1.922 kasus. Infeksi tersebut didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Menurut data terakhir Dinkes DKI Jakarta, jumlah kasus dari PPLN sebanyak 1.309, sedangkan yang bukan PPLN sebanyak 610 orang. Secara keseluruhan, total PPLN yang positif Covid-19 hingga saat ini sebanyak 1.610 orang.