Bisnis.com, SOLO - Kabar yang beredar di media sosial Facebook mengenai vaksin booster harus diberikan setiap 6 bulan, adalah hoaks.
Dari informasi yang beredar, seorang pengguna Facebook mengatakan bahwa vaksin booster Covid-19 harus diberikan setiap 6 bulan sekali.
Alasan pemberian vaksin setiap 6 bulan tersebut, menurutnya, dilakukan karena adanya penurunan antibodi.
"Yg udah suntik sinovac dosis 2, tunggu yg ke 3 tahun depan ya krn ada penurunan antibodi stlh 6 bulan. Setelah 6 bln berikutnya suntik lg dst dst. Begitu juga vaksin merek lain akan menyusul krn jg ada penurunan antibodu stlh sekian bln suntikan," tulis narasi yang diunggah pada Agustus 2021.
Informasi tersebut viral baru-baru ini, setelah pemerintah mengumumkan adanya pelaksanaan vaksin booster gratis untuk masyarakat.
Melansir dari situs resmi Kominfo, Tim AIS Kementerian Kominfo mengonfirmasi bahwa narasi yang viral di Facebook tersebut masuk ke dalam kategori hoaks.
Baca Juga
Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS dr. Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, antibodi yang menurun bukan satu-satunya indikator pemberian booster.
Meskipun beberapa penelitian juga menyebut bahwa antibodi di dalam tubuh yang dihasilkan vaksin Covid-19 bisa menurun setelah enam bulan menerima dosis kedua.
Kendati demikian, temuan ini tidak bisa menjadi dasar pemberian vaksin Covid-19 setiap enam bulan sekali.
Adapun kebijakan booster vaksin Covid-19 dari pemerintah saat ini diperuntukkan bagi usia 18 tahun ke atas, minimal 6 bulan setelah dosis kedua dan di daerah dengan cakupan vaksinasi 70 persen penduduk untuk 1 dosis dan 60 persen untuk dosis lengkap.
Pemberian vaksin booster yang menyasar pada kelompok prioritas dan lansia, diberikan secara gratis mulai minggu kedua Januari 2022.