Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Bicara soal Omicron Masuk RI, Jangan Sampai Terjadi Penularan Lokal!

Seiring dengan masuknya varian Omicron di Indonesia, Jokowi mengajak seluruh pihak untuk sekuat tenaga bersama-sama agar varian tersebut tidak meluas dan terjadi penularan lokal.
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, 2 November 2020 / Youtube Setpres
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, 2 November 2020 / Youtube Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait masuknya virus Covid-19 varian Omicron di Indonesia pada Kamis (16/12).

"Sebagaimana sudah disampaikan Menteri Kesehatan, varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia. Ini tak terelakkan karena salah satu karakter varian ini adalah penularannya yang sangat cepat.

Seiring dengan masuknya varian Omicron, Jokowi menyatakan bahwa seluruh pihak harus sekuat tenaga bersama-sama agar varian Omicron tidak meluas di Tanah Air.

"Jangan sampai [Omicron] terjadi penularan lokal," ujar Jokowi.

Lebih lanjut, dia menyatakan seluruh pihak harus berupaya menjaga situasi di Indonesia agar tetap baik.

"Kita harus pertahankan agar kasus aktif tetap rendah, tingkat penularan dipertahankan di bawah 1, jangan sampai melonjak lagi," ujarnya.

Jokowi juga mengingatkan agar warga tidak panik dalam menyikapi masuknya varian Omicron ke Indonesia. Dia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

"Waspada itu penting, tapi jangan perkembangan ini membuat kita panik. Sejauh ini varian Omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama yang sudah mendapatkan vaksin. Oleh karena itu, saya harapkan warga untuk segera divaksin," kata Jokowi.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan temuan kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Indonesia pada Kamis (16/12/2021). Kasus pertama Omicron ini terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

“Kementerian Kesehatan telah mendeteksi seorang pasien terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember, data-datanya sudah kita konfirmasikan ke GISAID [Global Initiative on Sharing All Influenza Data] dan telah dikonfirmasi kembali dari GISAID bahwa memang data ini data sequencing Omicron,” kata Menkes dalam keterangan pers perkembangan pandemi Covid-19 secara daring.

Menkes merinci para petugas kebersihan Wisma Atlet diambil sampel rutin pada 8 Desember 2021. Hasil pemeriksaan keluar tanggal 10 Desember 2021 didapati tiga orang terkonfirmasi positif Covid-19.

Ketiga sampel selanjutnya dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) untuk dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS). Hasil pemeriksaan sampel keluar tanggal 15 Desember dan didapati 1 dari 3 sampel terkonfirmasi positif varian Omicron.

“Ada 3 petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet yang positif PCR-nya, tapi yang terkonfirmasi positif Omicron adalah satu orang,” terang Menkes.

Seluruhnya kini telah menjalani karantina di Wisma Altet. Ketiga dalam kondiri sehat, tanpa ada gejala, tanpa batuk, dan tanpa demam. Dari hasil pemeriksaan PCR juga hasilnya telah negatif.

Selain temuan kasus konfirmasi varian Omicron, Kementerian Kesehatan juga mengidentifikasi adanya lima kasus probable Omicron. Kelimanya telah dikarantina dan sudah dilakukan pemeriksaan khusus yang sudah dikirimkan Balitbangkes. Hasilnya akan diketahui tiga hari mendatang untuk melihat apakah sampel tersebut positif Omicron atau bukan.

“Dengan pemeriksaan khusus SGTF, kita mendeteksi lima kasus probable Omicron, dua kasus warga Indonesia yang baru balik dari Inggris dan AS, tiga lainnya WNA dari Tiongkok yang ke Manado, yang sekarang dikarantina di Manado,” tutur Menkes.

Budi mengatakan bahwa penyebaran Omicron terbukti sangat cepat. Di Inggris misalnya dari 10 kasus per hari, saat ini sudah mencapai 70.000 kasus per hari. Hal ini jauh lebih tinggi dari puncak kasus di Indonesia pada bulan Juli 2021 di angka 50.000 kasus per hari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper