Bisnis.com, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi (BRIN) akan memfokuskan fasilitas nuklir secara terpusat di Puspitek, Serpong, baik yang berbasis reaktor maupun akselerator.
Salah satu program riset dan invoasinya adalah terkait Sistem Pemantauan Radiasi untuk Keselamatan dan Keamanan (SPRKK) tenaga nukilr.
Hal itu bertujuan agar revitalisasi infrastuktur riset ketenaganukliran sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan serta teknologi terkini.
“Harapannya, kita akan setara dengan negara-negara maju dalam 4 atau 5 tahun kedepan,” kata Kepala Rumah Program (RP) BRIN melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (OR TN) Agus Sumaryanto, dalam Webinar Riset BRIN #2, secara daring, Selasa (14/12/2021).
Sekadar mengingatkan, pada Februari tahun 2020, Badan Pengawas Teknologi Nuklir (Bapepeten) mengumumkan ada paparan radiasi nuklir di perumahan Batam Indah I, komplek rumah dekat Puspitek Serpong. Temuan tersebut membuat heboh.
Selain itu, lanjut Agus, riset dan inovasi teknologi nuklir kedepan difokuskan pada pada riset Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dan teknologi radiasi nuklir dan berkas partikel.
Ketiga fokus riset ini tertuang dalam Rumah Program (RP) BRIN melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (OR TN) 2022-2024.
Menurut Agus, pengembangan SPRKK betujuan untuk memantau adanya keluar masuk zat radioaktif atau barang yang terkontaminasi zat radioaktif.
Melalui pengembangan teknologi ini, nantinya dapat dipantau tingkat radiasi di lokasi tertentu, baik di lingkungan ataupun di lokasi yang memiliki nilai strategis terkait dengan keselamatan dan keamanan masyarakat.
“Riset SPRKK kita lakukan untuk detektor radiasi, baik dalam bentuk handheld, portal, maupun untuk lingkungan,” jelas Agus,
Sedangkan, riset terkait PLTN akan dilakukan mulai dari front-end hingga back-end.
“Bagaimana kita menyiapkan riset terkait bahan baku, eksplorasi, daur bahan bakar, pengelolaan limbah, keselamatan, hingga kebijakan sistem energi nasional,” lanjutnya.
Untuk teknologi radiasi nuklir dan berkas partikel, tutur Agus, adalah bagaimana BRIN dapat memanfaatkan teknologi iradiator, akselerator, dan teknologi berkas neutron.