Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catat Sejarah, PM Isarel Kunjungi UEA untuk Pertama Kali

Kunjungan PM Israel Naftali Bennet ke UAE akan membuat dorongan diplomatik baru bagi perundingan internasional terkait kekuatan senjata nuklir Iran.
PM Israel Naftali Bennet saat menerima telepon Presiden AS Joe Biden/The Jerussalem Post
PM Israel Naftali Bennet saat menerima telepon Presiden AS Joe Biden/The Jerussalem Post

Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett membuka lembaran sejarah baru sebagai pemimpian Yahudi pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Uni Emirat Arab (UEA) setelah kedua negara menjalin hubungan diplomatik tahun lalu.

Menurut kantor perdana menteri Israel, kunjungan itu akan membuat dorongan diplomatik baru bagi perundingan internasional terkait kekuatan senjata nuklir Iran yang menjadi musuh bebuyutannya.

Bennett hari ini bertemu Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan untuk memperdalam hubungan antara Israel dan UEA, terutama masalah ekonomi dan regional, menurut kantor perdana menteri Israel seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (13/12).

Akan tetapi tidak ada komentar langsung dari pihak UEA tentang kunjungan yang disebut Bennett sebagai kunjungan "bersejarah" itu.

Dia diterima di Abu Dhabi oleh Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al-Nahyan dan seorang pengawal kehormatan, menurut kantornya.
Bennett mengatakan menghargai keramahan yang sangat hangat.

"Saya sangat senang berada di sini ... sebagai kunjungan resmi pertama seorang pemimpin Israel di sini. Kami menantikan untuk memperkuat hubungan," kata Bennet.

Dalam sebuah video yang dikeluarkan sebelumnya, Bennett mengatakan hubungan antara kedua negara sangat baik dan luas dan akan memelihara dan memperkuat hubungan selain membangun perdamaian yang hangat di antara rakyat.

UEA pada tahun lalu menjadi negara Arab ketiga yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel setelah Mesir dan Yordania.

Bahrain dan Maroko kemudian mengikuti sebagai bagian dari serangkaian kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump. Sudan juga setuju untuk menormalkan hubungan dengan Israel di bawah Kesepakatan Abraham, tetapi hubungan penuh belum terwujud.

Perjanjian dinegosiasikan oleh pendahulu Bennett, Benjamin Netanyahu, yang mengatakan mereka akan menawarkan Israel sekutu regional baru untuk melawan Iran dan meningkatkan upaya diplomatiknya untuk menghentikan Teheran memperoleh senjata nuklir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper