Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertemu Jokowi, Anwar Abbas Ngaku Diingatkan Ngomongnya Jangan Keras-Keras

Waketum MUI Anwar Abbas meyakini Jokowi dan kabinetnya sangat terbuka terhadap kritikan yang ditujukan kepada mereka.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas./nu.or.id
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas./nu.or.id

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas melontarkan kritikan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Kongres Ekonomi Umat Islam ke-2 MUI.

Anwar Abbas meyakini Presiden Jokowi dan kabinetnya sangat terbuka terhadap kritikan yang ditujukan kepada mereka.

"Tadi saya diingatkan Pak Jokowi, 'Pak Anwar Abbas, ngomong-nya jangan keras-keras, Pak'. Apalagi tadi ketika bertemu dengan Menteri Agama, ya berapa teman langsung mengambil momen gitu kan. Saya rasa Pak Presiden sama Pak Menteri Agama adalah orang yang sudah kebal [bisa menerima kritik] ya," kata Anwar dikutip dari YouTube MUI TV, Jumat (10/21/2021).

Dalam acara Kongres Ekonomi Umat ke-2 MUI, pertama-tama, Anwar melontarkan kritik ke Jokowi soal pertanahan. Anwar menyebut ada ketimpangan terkait penguasaan lahan di Indonesia.

“1 persen penduduk menguasai 59 persen lahan yang ada di negeri ini. Sementara yang 99 persen hanya menguasai 41 persen,” kata Anwar.

Dia menyebut pelaku usaha besar yang memanfaatkan lahan besar tersebut hanya 0,01 persen dengan jumlah pelaku usaha 5.550 yakni yang memiliki total aset di atas Rp10 miliar.

Sementara itu, jumlah pengusaha ultra mikro hingga menengah jauh lebih banyak tetapi kesulitan mengakses lahan.

Anwar berharap pemerintah bisa mengambil upaya lebih serius untuk mendukung pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Semoga pemerintah memberikan perhatian lebih kepada usaha mikro dan ultramikro ini supaya bisa naik kelas,” ujarnya.

Lebih lanjut, Anwar Abbas kemudian melanjutkan pidatonya mengenai negara maju. Dia menginginkan Indonesia menjadi negara maju tetapi dengan keutamaan karakter dan keadilan sebagi jati diri Bangsa.

Menurutnya, masyarakat Indonesia harus mengedepankan kebersamaan, akhlak, dan moral serta menjunjung budaya luhur dalam maju bersama sebagai bangsa san negara.

"Kita mengharapkan negeri kita ini tidak hanya maju seperti yang kita lihat di Barat dan di Amerika hari ini. Kita tidak ingin negeri kita hanya sekadar maju, tapi juga berkeadilan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper