Bisnis.com, JAKARTA - Setidaknya 15 negara bagian Amerika Serikat telah mendeteksi kasus infeksi virus Corona varian Omicron dan jumlah itu diperkirakan akan meningkat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, Rochelle Walensky saat memberikan keterangan pada sidang Komite Kesehatan, Pendidikan, Perburuhan dan Pensiun Senat.
“Kami tahu kami memiliki beberapa lusin kasus dan kami mengikutinya dengan cermat. Kami setiap hari mendengar tentang semakin banyak kasus yang mungkin terjadi sehingga jumlahnya kemungkinan akan meningkat,” kata Walensky seperti dikutip CNBC.com, Senin (6/12/2021).
Dia menegaskan setidaknya 15 negara bagian AS telah mendeteksi varian Covid-19 tersebut.
Varian omicron, yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, memiliki beberapa mutasi pada protein lonjakan yang memungkinkan virus masuk ke dalam tubuh. Beberapa dari mutasi tersebut dapat menyebabkan peningkatan resistensi antibodi dan transmisibilitas. Para ilmuwan masih mengumpulkan data tentang varian Omicron dan efektivitas vaksin Covid-19 saat ini.
Setelah terdeteksi di beberapa negara lain, AS melaporkan kasus Omicron pertamanya pada 1 Desember. Beberapa pasien baru-baru itu tercatat bepergian ke Afrika bagian selatan, sedangkan yang lainnya tidak memiliki riwayat perjalanan. Artinya, transmisi komunitas sedang berlangsung.
Dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus di AS, para pejabat pada awalnya membatasi perjalanan bagi warga non-AS dari Afrika Selatan, Botswana, Zimbabwe, Namibia, Lesotho, Eswatini, Mozambik, dan Malawi.
Anthony Fauci, pejabat tinggi penyakit menular AS, mengatakan bahwa dia berharap larangan itu dapat dicabut dalam periode waktu yang wajar. Namun, sebagian besar kasus di AS masih disebabkan oleh varian delta.
“Kami memiliki sekitar 90 hingga 100.000 kasus per hari saat ini di Amerika Serikat, dan 99,9 persen di antaranya adalah varian delta,” kata Walensky.