Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Hong Kong telah menemukan atau mendeteksi varian baru Covid-19 yang baru saja menyebar di Afrika Selatan. Penemuan kasus tersebut telah mendorong Inggris untuk melarang penerbangan dari beberapa negara Afrika.
Varian baru Covid-19, yang disebut B.1.1.529, ditemukan awal bulan ini pada dua pria yang dikarantina secara terpisah di Regal Airport Hotel di Chek Lap Kok, tulis kantor berita Hong Kong RTHK pada Kamis (25/11/2021).
Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP) Hong Kong mengkonfirmasi bahwa varian baru dibawa oleh seorang pria yang terbang dari Afrika Selatan pada 11 November. Dia dinyatakan positif terkena Covid-19 dua hari kemudian.
CHP mengatakan bahwa penyelidikan terbaru ke dalam dua kasus menunjukkan bahwa mereka memiliki urutan genetik yang sangat mirip. CHP Hong Kong juga menambahkan bahwa virus yang dibawa pasien tersebut merupakan varian B.1.1.529.
"Informasi ilmiah varian baru ini masih sangat kurang. Ini diklasifikasikan oleh WHO sebagai variants of concern," ujar CHP Hong Kong seperti dikutip Strait Times pada Jumat (26/11/2021).
Pasien pertama ditemukan mengenakan masker yang dapat digunakan kembali (reusable mask) dengan katup udara. Penyelidikan lebih lanjut oleh ahli mikrobiologi Universitas Hong Kong Yuen Kwok Yung menemukan bahwa masker telah berkontribusi pada penyebaran virus Covid-19 varian baru melalui transmisi udara ke orang kedua.
Pemerintah Hong Kong sejak itu melarang penggunaan masker dengan katup atau ventilasi pernafasan selama karantina hotel karena tidak efektif menyaring udara yang dihembuskan.
Hong Kong juga mengharuskan pembersih udara (hepa filter) dipasang di ruang karantina di hotel jika tamu berniat berolahraga untuk menghilangkan aerosol yang dihasilkan selama berolahraga.
Menyusul deteksi dua kasus, 12 orang yang tinggal di tiga kamar dekat kedua pria itu selama 11 hingga 14 November telah dibawa ke Pusat Karantina Penny's Bay untuk menjalani karantina wajib selama 14 hari, lapor surat kabar The Standard. Namun, tidak ada infeksi terkait yang terdeteksi sejauh ini.
Sejauh ini, Institut Nasional untuk Penyakit Menular mencatat ada 22 kasus positif telah diidentifikasi di Afrika Selatan.
Kementerian Kesehatan Botswana juga mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa empat kasus varian baru terdeteksi pada orang yang semuanya divaksinasi lengkap.
Merespons hal itu, pihak berwenang Inggris mengatakan bahwa varian baru memiliki protein lonjakan yang secara dramatis berbeda dengan yang ada pada virus corona asli.
"Ini adalah varian paling signifikan yang kami temui hingga saat ini dan penelitian mendesak sedang dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang penularan, tingkat keparahan, dan kerentanannya terhadap vaksin," kata kepala eksekutif Badan Keamanan Kesehatan Inggris Jenny Harries.