Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kecurigaan Siti Fadilah soal Aturan PPKM Level 3 Nataru dan Tes PCR

Eks Menkes Siti Fadilah menyayangkan jika pemerintah berencana menetapkan status PPKM level 3 pada seluruh daerah di Indonesia pada akhir 2021 dan awal 2022.
Tangkapan layar - Mantan Menkes Siti Fadilah Suparri./Youtube
Tangkapan layar - Mantan Menkes Siti Fadilah Suparri./Youtube

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari mengkritik pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Level 3 saat libut Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Dia menyayangkan jika pemerintah berencana menetapkan status PPKM level 3 pada seluruh daerah di Indonesia pada akhir 2021 dan awal 2022.

Siti pun berharap agar pemerintah tidak gegabah menentukan PPKM level 3 pada akhir tahun, karena akan berdampak besar pada ekonomi rakyat. Terlebih kekhawatiran itu saja belum disampaikan epidemiolog.

Menurutnya, kebijakan PPKM Level 3 Nataru justru bakal memancing kecurigaan dari masyarakat.

"Kita tidak bisa menyalahkan rakyat yang curiga jika dibalik penerapan PPKM level 3 ada kepentingan tertentu. Karena pemerintah pastinya akan kembali menggencarkan PCR dan tes antigen," ujarnya.

Dikatakannya, pemberlakuan kembali PPKM level 3 tersebut hanya akan menyusahkan rakyat semata.

"Kembali menerapkan PPKM Level 3 itu konsekuensinya cukup berat untuk ekonomi rakyat dan ekonomi pada umumnya," tuturnya.

Siti Fadilah pun mempertanyakan dasar alasan yang melatarbelakangi pemerintah untuk menerapkan PPKM Level 3. Dia mengatakan belum ada penlitian yang menyatakan bahwa perayaan Natal dan Tahun Baru akan menimbulkan lonjakan kasus Covid-19.

"Semuanya serba tidak diteliti kemudian ada statement yang mengagetkan. Misalkan Desember akan kembali terjadi lonjakan karena ada natal dan tahun baru. Wah itu seperti hasil dari penelitian, padahal tidak ada hasil penelitian yang mendasari hal itu," ujarnya.

“Lho kok bisa digeser-geser ke Februari, untuk apa, untuk yang mengerti tentu ini sesuatu yang aneh. Apalagi berhentinya covid karena dengan cara tak biasa. Maka jangan aneh pula kalau rakyat curiga kalau Pemerintah menerapkan itu hanya karena sesuatu kepentingan tertentu,” katanya lagi.

Padahal, kata dia, para pakar epidemilogi saja menganggap kekhawatiran gelombang ketiga Covid-19 terlalu berlebihan.

“Ramalan orang-orang berilmu dan berpikiran sehat tentu harus berdasarkan data. Dan menurut Dr Pandu Riono, belum ada kemungkinan itu (gelombang ketiga), belum nampak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper