Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menyerukan kepada Amerika Serikat agar membebaskan dana US$10 miliar di luar negeri yang ditahan jika ingin kembali ke meja negosiasi dengan Tehran.
Dilansir Bloomberg pada Minggu (3/10/2021), Hal ini mengurangi potensi lebih cepatnya dimulainya kembali kesepakatan nuklir 2015.
Dalam sebuah wawancara di sebuah statsiun televisi negara Iran, Hossein Amirabdollahian mengatakan administrasi Biden telah mencoba menghubungi timnya yang tergabung dalam pertemuan kepala negara PBB di New York baru-baru ini melalui berbagai saluran.
Washington meminta dimulainya kembali pembicaraan nuklir yang terhenti sejak Ebhrahim Raisi sebagai presiden pada Juni.
"Jika niat Biden serius, maka katakan kepadanya untuk memberikan sinyal serius. Sinyal yang serius adalah dengan membebaskan dana US$10 miliar dari uang kami yang terblokir," katanya.
Iran memiliki miliaran dolar yang dibekukan dalam rekening di luar negeri, sebagian besar di Korea Selatan dan Irak, yang tidak dapat diakses karena sanksi AS. Teheran telah berulang kali meminta AS untuk melepaskan dana, yang merupakan pengiriman uang untuk impor minyak Iran.
Baca Juga
Amirabdollahian juga mengatakan dalam wawancara bahwa negosiasi nuklir Iran akan dipimpin oleh Ali Bagheri Kani, seorang birokrat Kementerian Luar Negeri ultrakonservatif yang telah menjadi kritikus vokal dari kesepakatan nuklir dan baru-baru ini ditunjuk sebagai wakil menteri luar negeri.