Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nadiem Khawatir Hanya 40 Persen Sekolah yang Siap Lakukan PTM

Nadiem mengklarifikasi mengklarifikasi terkait temuan 2,5 persen sekolah yang menjadi klaster Covid-19. Menurut dia, data tersebut merupakan data kumulatif sejak pandemi berlangsung di Indonesia.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim  menginap di rumah guru SDN Jetisharjo Slemen, Khoiry Nuria Widyaningrum, saat evaluasi Guru Penggerak./Instagram @nadiemmakarim
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menginap di rumah guru SDN Jetisharjo Slemen, Khoiry Nuria Widyaningrum, saat evaluasi Guru Penggerak./Instagram @nadiemmakarim

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim khawatir bahwa hanya 40 persen sekolah yang bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Padahal, saat ini dirinya telah memberik izin 60 persen sekolah terkait pelaksanaan PTM.

“Data dari Bank Dunia betapa menyeramkannya learning loss di luar kondisi yang terjadi, terutama di tingkat PAUD dan SD yang mereka lebih membutuhkan PTM. Ini dampaknya lebih mencemaskan lagi seberapa lama anak-anak sudah melaksanakan PJJ yang jauh di bawah efektivitas PTM,” ujar Nadiem dalam keterangannya yang disiarkan langsung di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (27/9/2021).

Nadiem juga kembali mengklarifikasi terkait temuan 2,5 persen sekolah yang menjadi klaster Covid-19. Menurut dia, data tersebut merupakan data kumulatif sejak pandemi berlangsung di Indonesia.

“Yang patut diluruskan kembali adalah sekolah yang menjadi klister Covid-19 sebesar 2,8 persen itu adalah data kumulatif bukan satu bulan terakhir,” jelas Nadiem.

Mantan bos Gojek itu menyebut, angka 15 ribu murid dan 7 ribu guru yang positif Covid-19 itu merupakan data mentah yang banyak sekali kesalahannya.

“Contohnya banyak sekali laporan positif Covid-19 melebihi jumlah murid sekolah-sekolahnya. Kita harus berfokus dari data yang ada, terutama dari Kemenkes,” tuturnya,

Ke depannya, lanjut Ndiem, Kemendikbudristek akan berkolaborasi dengan Kemenkes agar sekolah aman saat PTM. “Pertama, memastikan sekolah-sekolah mendukung fasilitas random, testing, sampling yang dilakukan. Dan kita akan menutup sekolah jika sudah melebih 5 persen positivity rate. Secara klinis jauh lebih valid, targeted dan tidak merugikan,” paparnya.

“Kedua, integrasi kepada PeduliLindungi dan mengimplementasikan itu di sekolah-sekolah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper