Bisnis.com, JAKARTA -- Hari ini tanggal 29 Agustus 2004 atau tepat 17 tahun yang lalu, salah satu tokoh arsitek pemerintahan dan militer Orde Baru, Jenderal Leonardus Benyamin Moerdani atau LB (Benny) Moerdani meninggal dalam usia 71 tahun.
Benny adalah salah satu jenderal yang dikenal memiliki reputasi yang cukup mumpuni. Pada masa revolusi hingga Orde Lama dia telah terjun ke berbagai medan laga. Dia juga ikut merancang berdirinya Orde Baru.
Jenderal bintang empat ini lahir di Cepu, Jawa Tengah tanggal 2 Oktober 1932. Bakat Benny mulai terlihat pada usia muda. Benny tercatat pernah terlibat dalam aksi merebut markas Kempetai di Solo. Saat itu dia baru berumur 13 tahun.
Pada masa pemerintahan Soekarno, Benny juga diterjunkan dalam berbagai laga. Mulai dari penumpasan PRRI di Sumatra, pembebasan Irian Barat (Papua) hingga terjun ke rimba Kalimantan saat terjadi konfrontasi dengan Malaysia.
Karir Benny makin moncer pada masa Orde Baru. Bersama dengan mentornya, Ali Moertopo, Benny ikut mendirikan Orde Baru. Dia juga terlibat dalam proses normalisasi hubungan dengan Malaysia.
Benny adalah salah satu tokoh kunci Orde Baru dalam mengarsiteki sejumlah lembaga think tank. Salah satu lembaga yang secara tidak langsung didirikan oleh Benny Moerdani adalah CSIS.
Baca Juga
Namun demikian, jejak Benny dalam pemerintahan Orde Baru juga penuh dengan kontroversi. Dia sering disebut sebagai sosok yang berperan dalam proses aneksasi Timor Portugis, Timor Leste, ke dalam wilayah Indonesia.
Dia juga diduga terlibat dalam serangkaian peristiwa pelanggaran HAM mulai dari kasus pembantaian di Talangsari, Tanjung Priok, hingga peristiwa Penembakan Misterius pada dekade 1980-an.
Benny adalah orang kepercayaan Presiden Soeharto. Jabatan paling top yang pernah dia duduki pada masa Orde Baru adalah Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam).
Hubungan Benny dan Soeharto mulai renggang ketika Benny konon memperingatkan seniornya tersebut tentang bisnis anak-anaknya yang mulai menggurita. Benny kemudian didepak dari lingkar kekuasan. Dia bahkan dituduh melakukan kudeta.
Benny sang jenderal tempur itu kemudian bergerak di luar kekuasaan Orde Baru. Pun demikian dia tetap setia kepada negara hingga akhir hayatnya pada 29 Agustus 2004. Tepat 17 tahun lalu, jenderal tempur sekaligus pemikir itu menghembuskan nafas terakhirnya. Selamat jalan Pak Ben. Jasamu selalu dikenang.