Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah kematian mingguan karena Covid-19 di Asia Tenggara melampaui Amerika Latin. Kawasan ini mencatat 28,8 kematian per 1 juta orang dalam tujuh hari hingga 1 Agustus 2021, terbesar di dunia dan melampaui regional Amerika Latin dan Karibia sebesar 28,5.
Dilansir Senin (2/8/2021), analisis Bloomberg berdasarkan data Universitas Johns Hopkins juga menunjukkan total kematian di Asia Tenggara selama pandemi, masih hanya sebagian kecil dari Amerika Latin. Namun, perubahan ini menunjukkan bagaimana varian delta yang lebih menular mengamuk karena tingkat vaksinasi tetap rendah.
Indonesia memiliki sebagian besar lonjakan kematian di wilayah tersebut, melaporkan 12.444 dalam seminggu terakhir. Myanmar dan Malaysia mencatatkan angka kematian mingguan terbesar kedua dan ketiga pada 2.620 dan 1.030.
Sementara itu, Filipina akan menempatkan wilayah ibu kotanya di bawah penguncian ketat mulai 6 Agustus hingga 20 Agustus dan menerapkan pembatasan pergerakan tambahan guna membendung penyebaran varian delta.
Juru Bicara Kepresidenan Harry Roque mengatakan ibu kota Manila, yang menyumbang sekitar sepertiga dari ekonomi, akan berada pada pembatasan paling ketat yang disebut karantina komunitas untuk menghindari penuhnya kapasitas rumah sakit.
Sebagian besar bisnis akan tutup, dan hanya toko-toko penting seperti supermarket dan apotek yang dapat beroperasi, penuh sementara restoran hanya akan buka untuk dibawa pulang dan pesan antar.
Baca Juga
"Ini adalah keputusan yang menyakitkan, dan kami tahu betapa sulitnya ini, tetapi kami harus melakukannya untuk mencegah kekurangan tempat tidur di unit perawatan intensif," kata Roque.
Setiap minggu penguncian paling ketat di Manila akan merugikan ekonomi 105 miliar peso (US$2,1 miliar) dan mengerek jumlah pengangguran sebesar 444.000, kata Sekretaris Perencanaan Ekonomi Karl Chua. Dampak ekonomi akan berbalik jika waktu lockdown digunakan untuk mempercepat vaksinasi, katanya.
"Langkah ini terlihat lebih kejam dan langsung menuju ke tindakan yang paling ketat dan karenanya sedikit mengejutkan," kata Euben Paracuelles, kepala ekonom Asean di Nomura Holdings Inc. di Singapura.
Hal ini konsisten dengan pandangannya bahwa pemulihan Filipina akan tertinggal jauh di belakang kawasan karena vaksinasi termasuk yang paling lambat.
"Karenanya membuat negara rentan terhadap gelombang Covid-19 yang bergulir dan penguncian yang berulang,” katanya.