Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korban Tewas 91.000, Iran Berencana Libatkan Militer Tangani Covid-19

Lebih dari 366 orang Iran meninggal kemarin dan jumlah itu menunjukkan bahwa kematian akibat Virus Corona melonjak 38 persen dibandingkan dengan seminggu sebelumnya.
Seorang perempuan Iran menggunakan hak pilihnya saat Pemilu Parlemen di sebuah tempat pemungutan suara di Tehran, Iran, Jumat (21/2/2020). Pemilu parlemen Iran ini diikuti lebih dari 7.000 kandidat yang akan bersaing untuk memperebutkan 290 kursi di parlemen./ANTARA
Seorang perempuan Iran menggunakan hak pilihnya saat Pemilu Parlemen di sebuah tempat pemungutan suara di Tehran, Iran, Jumat (21/2/2020). Pemilu parlemen Iran ini diikuti lebih dari 7.000 kandidat yang akan bersaing untuk memperebutkan 290 kursi di parlemen./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Iran menyerukan penguncian selama dua minggu dengan melibatkan angkatan bersenjata dan penegak hukum untuk mengekang peningkatan kasus Covid-19 yang sangat mengkhawatirkan.

Menteri Kesehatan Saeed Namaki, yang kemungkinan akan diganti setelah Ebrahim Raisi dilantik sebagai Presiden Iran berikutnya, pada Kamis (29/7/2021), membuat permintaan tersebut dalam sebuah surat kepada Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei yang juga dipublikasikan secara luas oleh media Iran kemarin.

“Tekanannya sangat tinggi, sehingga saya khawatir bahkan rencana ini tidak akan cukup, kecuali kita mengurangi beban eksponensial penyakit melalui tindakan pencegahan cepat (dengan melibatkan militer) dan meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” tulisnya seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (2/8/2021).

Menkes mengatakan, bahwa gelombang kelima infeksi Virus Corona yang kali ini didominasi oleh varian Delta yang ganas, dapat menjadi "bencana yang tidak dapat diubah" jika tidak ada yang dilakukan sekalipun pemerintah tidak kehabisan tempat tidur rumah sakit.

“Meskipun mereka divaksinasi, para tenaga kesehatan semua jatuh sakit karena lama tidak bisa tidur dan stres,” katanya sembari memperingatkan bahwa sistem kesehatan negara itu bisa runtuh.

Sementara, para rektor dari 65 universitas dan dekan fakultas kedokteran di seluruh negeri juga menyerukan penguncian dalam sebuah surat kepada Presiden Hassan Rouhani.

Lebih dari 3,9 juta kasus Covid-19 tercatat di Iran sejak Februari 2020 dan lebih dari 91.000 orang telah kehilangan nyawa.

Kementerian kesehatan mengatakan, lebih dari 366 orang Iran meninggal kemarin dan jumlah itu menunjukkan bahwa kematian akibat virus melonjak 38 persen dibandingkan dengan seminggu sebelumnya.

Lebih dari 32.500 kasus yang baru ditemukan yang diumumkan kemarin  berada di antara beberapa yang tertinggi di dunia.

Angka itu juga menunjukkan peningkatan 32 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Iran telah memperkenalkan banyak penguncian dan penutupan, sementara di seluruh negeri sejak pandemi dimulai, tetapi sebagian besar diberlakukan secara longgar.

Pemerintah menempatkan Ibu Kota Teheran dan Alborz di bawah penguncian total selama enam hari pada akhir Juli, tetapi sebagian besar dianggap tidak ada gunanya karena hampir tidak ada bisnis yang ditutup dan pembatasan perjalanan dilanggar di tengah rendahnya penegakan protokol kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper