Bisnis.com, JAKARTA--Kanselir Jerman Angela Merkel menggambarkan banjir yang melanda sebagian negaranya sebagai bencana alam yang "mengerikan", karena jumlah korban tewas akibat banjir di Eropa Barat itu naik di atas 180 orang dengan puluhan orang masih hilang.
Merkel menjanjikan bantuan keuangan cepat setelah mengunjungi salah satu daerah yang paling parah terkena dampak curah hujan yang tinggi dan banjir yang telah menewaskan sedikitnya 157 orang di Jerman. Bencana alam itu merupakan yang terburuk di negara itu dalam hampir enam dekade.
“Bencana ini menakutkan,” katanya kepada penduduk kota kecil Adenau di negara bagian Rhineland-Palatinate, salah satu dari dua daerah yang paling parah terkena dampak banjir di Jerman barat. "Bahasa Jerman hampir tidak bisa menggambarkan kehancuran yang terjadi."
"Jerman adalah negara yang kuat. Kami akan menghadapi kekuatan alam ini dalam jangka pendek, tetapi juga dalam jangka menengah dan panjang,” katanya seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (19/7/2021).
Merkel mengunjungi Schuld, sebuah desa di tikungan Sungai Ahr di Jerman barat di mana banyak bangunan rusak atau hancur oleh air banjir yang naik dengan cepat pada Rabu malam. Pihak berwenang mengatakan beberapa orang masih hilang dan mereka khawatir jumlah korban masih akan bertambah.
Dia juga menyerukan untuk memperhatikan persoalan perubahan iklim.
Baca Juga
“Kita harus cepat, kita harus mempercepat perang melawan perubahan iklim,” kata Merkel.
Fokus bencana sekarang telah bergeser ke Jerman selatan dan negara tetangga Austria, yang tetap waspada di tengah hujan lebat.
Jalan berubah menjadi sungai, beberapa kendaraan tersapu dan sejumlah petak tanah terkubur di bawah lumpur tebal di Berchtesgadener Land di Jerman selatan. Sementara itu, ratusan petugas penyelamat sedang mencari korban selamat di distrik yang berbatasan dengan Austria.
Di wilayah Salzburg, Austria, banjir besar melanda pusat kota pada Sabtu malam ketika sungai Kothbach meluap, tetapi tidak ada korban yang dilaporkan.
Beberapa bagian Swiss tetap waspada banjir, meskipun ancaman yang ditimbulkan oleh beberapa badan air yang paling berisiko seperti Danau Lucerne dan sungai Bern's Aare telah mereda.
Banjir di Eropa, yang dimulai pada Rabu, sebagian besar melanda negara bagian Rhineland-Palatinate, Rhine-Westphalia Utara, serta sebagian Belgia di Jerman. Aliran listrik di seluruh perumahan di sana telah terputus.
Sedangkan di negara bagian Rhine-Westphalia Utara, negara berpenduduk terpadat di Jerman, 46 orang tewas, termasuk empat petugas pemadam kebakaran. Belgia juga mengkonfirmasi 27 kematian.
Pemerintah Jerman akan menyiapkan bantuan segera lebih dari 300 juta euro (US$354 juta) dan miliaran euro untuk memperbaiki rumah, jalan, dan jembatan yang runtuh, kata Menteri Keuangan Olaf Scholz kepada surat kabar mingguan Bild am Sonntag.
“Ada kerusakan besar dan itu sudah jelas: mereka yang kehilangan uksaha, rumah, tidak dapat menghadapi kerugian sendirian,” katanya.