Bisnis.com, JAKARTA — Epidemiolog FKM Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menjelaskan bahwa Indonesia bukanlah episentrum Covid-19 hanya karena kasusnya menjadi yang paling tinggi.
"Bukan episentrum namanya, karena kita bukan sumber penyebaran virus. Angka yang sangat tinggi, di luar kapasitas layanan kesehatan dan gagal menekan risiko penularan saja," jelasnya melalui akun Twitternya, Senin (19/7/2021).
Sebelumnya, Indonesia disebut-sebut sebagai episenteum Covid-19 lantaran kasusnya menyalip jumlah kasus harian Covid-19 di India.
Rekor penambahan kasus harian di Indonesia membuat Indonesia dapat julukan episentrum virus Covid-19 di Asia sekaligus penyebaran varian delta di Asia Tenggara.
Meskipun demikian, jumlah keseluruhan kasus di Indonesia masih jauh dari India yang mencapai 400.000 kasus setiap hari pada Mei 2021.
Kendati demikian, sampai Minggu (18/7/2021) kasus harian Indonesia masih lebih tinggi dari India, sebanyak 44.721 kasus, sedangkan India dengan populasi lima kali lebih besar dari Indonesia mendapat tambahan kasus sebanyak 38.325.
Baca Juga
Adapun saat ini pemerintah sedang mengevaluasi pelaksanaan PPKM Darurat yang akan berakhir tanggal 20 Juli besok. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap, evaluasi itu bisa memberikan sinyal kepada pemerintah untuk menentukan kebijakan pasca PPKM Darurat.
Luhut juga telah meminta maaf kepada seluruh warga negara Indonesia bahwa PPKM Darurat khususnya di Jawa dan Bali belum optimal menurunkan angka kasus Covid-19.