Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di AS, Corona Membunuh Lebih Cepat Ketimbang Senjata, Kecelakaan Mobil, dan Flu

Berdasarkan data kematian di AS, Covid-19 membunuh masyarakat lebih cepat ketimbang gabungan serangan senjata, kecelakaan mobil, dan influenza.
Tenaga kesehatan bekerja di dalam unit penanganan penyakit virus Corona (CovidD-19) di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, Amerika Serikat, Sabtu (12/12/2020). Foto diambil tanggal 12 Desember 2020./Antara/Reuters-Callaghan O'Hare
Tenaga kesehatan bekerja di dalam unit penanganan penyakit virus Corona (CovidD-19) di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, Amerika Serikat, Sabtu (12/12/2020). Foto diambil tanggal 12 Desember 2020./Antara/Reuters-Callaghan O'Hare

Bisnis.com, JAKARTA - Kematian yang disebabkan oleh virus corona di Amerika Serikat terus terjadi walaupun separuh populasi telah mendapatkan vaksin.

Dilansir Bloomberg pada Minggu (18/7/2021), berdasarkan data kematian di AS, Covid-19 membunuh masyarakat lebih cepat ketimbang gabungan serangan senjata, kecelakaan mobil, dan influenza.

Kondisi ini meningkat signifikan sejak Januari 2021, di mana kematian akibat Covid-19 melampaui penyakit hati dan kanker sebagai pembunuh nomor 1 di AS, berdasarkan analisis Bloomberg. Hingga Juni 2021, jumlah kematian akibat virus corona menyentuh angka 337 per hari.

Sebagai perbandingan, jumlah kematian rata-rata yang diakibatkan oleh serangan pistol, kecelakaan mobil, dan komplikasi akibat flu di kisaran angka 306 per hari.

"Realita yang menyedihkan adalah terlepas dari progres yang ada, kita masih terus kehilangan orang-orang karena virus ini," kata Koordinator Penanganan Covid-19 Gedung Putih Jeff Zients dalam sebuah briefing pada minggu lalu.

Menurutnya, hal ini merupakan hal yang tragis karena semestinya bisa dicegah. Zients juga menyebutkan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan meninggal di AS merupakan masyarakat yang belum divaksin.

Data yang didapat merupakan gabungan dari Universitas Johns Hopkins, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, dan Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional.

Setelah 10 minggu kematian akibat Covid-19 melandai, penularan varian delta memicu rekor baru. Di AS, badan kesehatan memperingatkan bahwa peningkatan mungkin sedang berlangsung. Kasus harian meningkat dua kali lipat dari titik terendah pada bulan lalu, pasien rawat inap pun meningkat lagi.

Vaksin dari Pfizer dan Moderna mencegah sekitar 96 persen pasien rawat inap dan kematian akibat varian delta, berdasarkan data dari AS, Inggris, dan Israel.

Perlindungannya bahkan lebih besar ketika memperhitungkan efek pengurangan penularan di komunitas yang divaksinasi dengan baik, seperti yang dijelaskan oleh ilmuwan data Cathy O'Neil dalam kolom Opini Bloomberg.

“Data awal dari beberapa negara bagian selama beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa 99,5 persen kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat terjadi pada orang yang tidak divaksinasi,” Direktur CDC Rochelle Walensky melaporkan pada hari Kamis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper