Bisnis.com, JAKARTA - Pakar ekonomi yang pernah menjabat sebagai Menteri Kemaritiman Rizal Ramli mengungkapkan bahwa ada seorang pejabat tinggi negara mengirimkan pesan singkat kepadanya yang mengakui bahwa tidak mudah menangani pandemi Covid-19 varian Delta.
Indonesia memang tercatat sebagai negara dengan kasus harian tertinggi di dunia. Dalam beberapa hari terakhir jumlah kasus harian di Indonesia melewati angkat 50.000 kasus. Bahkan, pada Jumat (16/7/2021) tercatat sebanyak 54.000 kasus baru, dengan jumlah korban meninggal dalam satu hari sebanyak 1.205 jiwa.
“Agar Anda tahu, sangat sulit mengatasi Delta variant. Belum ada negara yang mampu mengatasi secara total varian Delta ini,” tulis pejabat tinggi negara tersebut dalam pesannya kepada Rizal Ramli.
Sayangnya, Rizal Ramli enggan menyebutkan nama pejabat tinggi negara yang dimaksud. Namun, dia mengaku, mengenal baik secara personal.
Terkait dengan sulitnya mengatasi varian Delta adalah bagian pertama dari pesan yang diterima Rizal Ramli.
Pada bagian selanjutnya, imbuh Rizal Ramli, pejabat tinggi negara itu kemudian menuduh Rizal Ramli memiliki niat buruk di balik kritik yang kerap disampaikannya mengenai penanganan pandemi di Tanah Air.
Baca Juga
“Tanam dulu birahi politik Anda. Jangan menambah buruk keadaan karena kebencian atau merasa paling hebat,” ungkap pejabat tinggi negara itu lagi kepada Rizal yang membagikan cerita ini dalam pernyataan resminya, Jumat (16/7/2021).
Rizal Ramli pun mengaku tak habis pikir dengan tuduhan pejabat tersebut. Pasalnya, kritik yang disampaikan berbagai kalangan, termasuk dirinya, agar Indonesia mampu menghadapi situasi sulit akibat pandemi Covid-19 ternyata dianggap sebagai bagian dari niat buruk.
Sebagai sahabat lama, kepada sang pejabat tinggi negara Rizal Ramli yang pernah menjadi Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu membantah tuduhan liar tersebut.
“Nothing personal. Yang dilawan RR dari dulu, dari era Orde Baru, adalah kebijakan yang merugikan rakyat. Tidak ada istilah benci dan lain sebagainya. Itu mah norak. RR sudah beyond itu,” kata Rizal Ramli, Jumat (16/7/2021).
Sebagaimana diketahui, medio Maret 2020, Rizal Ramli pernah menyarankan pada pemerintah untuk menghentikan sementara proyek infrastruktur, termasuk pembangunan ibu kota baru agar pemerintah fokus pada pengendalian Covid-19.
Rizal Ramli-pun mengusulkan pada pemerintah agar anggaran proyek infrastruktur dan pembangunan ibu kota baru dialihkan untuk penanganan Covid-19. Misalnya, untuk mencukupi kebutuhan hidup masyarakat disaat diberlakukannya kebijakan lockdown, sebagaimana yang diatur dalam UU Kekarantinaan Kesehatan.
Selain itu, lanjut mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB itu, pemerintah bisa memanfaatkan situasi yang susah dari dampak pandemi Covid-19 dengan menggenjot sektor pertanian.
Pasalnya, menurut Rizal Ramli, sektor pertanian memiliki kekuatan nilai ekonomi yang besar, sehingga membuat negara ini tetap bertahan dari ancaman krisis global. Disamping itu, resiko Covid-19 di sektor pertanian sangat kecil.
"Gunakan momentum Corona untuk menggenjot produksi pertanian seperti buah-buahan dan sayur-sayuran agar kita tidak melakukan impor," ujar Rizal dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) TVone, Selasa (17/3/2020).
Menurut Rizal Ramli, pertanian adalah satu-satunya sektor yang tidak terlalu sulit dikerjakan. Sektor ini cukup menjanjikan karena selalu menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia. Kata Rizal, petani hanya cukup menanam selama 3 bulan untuk selanjutnya melakukan panen.
"Nah memang ada yang tidak semua daerah cocok. Misalnya bawang putih hanya cocok di Brebes dan Pati. Tapi kita bisa minta tolong IPB untuk studi kecocokan tanah. Mungkin ada yang lain yang cocok kita bantu kredit, kita bantu bibit dan kita bantu pupuk supaya produksi mereka meningkat," urai Rizal Ramli.
Rizal mengatakan, jika produksi pertanian mampu meningkat tajam selama 3 kuartal, maka bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara pengekspor bahan pangan terbesar bagi kebutuhan masyarakat dunia.
"Kalau kita berhasil melewati momentum kritis ini selama 3 kuartal maka kita akan jadi eksportir kok," tukasnya.
Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat sesumbar bahwa penanganan pandemi Covid-19 terkendali.
"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya, nanti saya tunjukin ke mukanya bahwa kita terkendali, jadi semua kita laksanakan," kata Luhut, Senin (12/7/2021).
Namun, pada hari Kamis (15/7/2021), pernyataan Luhut berubah 180 derajat. Pembantu Presiden Joko Widodo itu menyebut bahwa Corona varian delta tidak bisa dikendalikan.
"Nah ini saya mohon supaya kita paham, bahwa varian delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," kata Luhut yang juga Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Sontak, pernyataan Luhut ini menuai respons dari publik. Tak terkecuali tokoh yang pernah duduk di kabinet Presiden Joko Widodo, Susi Pudjiastuti.
"Katanya kemarin terkendali," singkat Susi dikutip dari akun Twitter-nya, Kamis (15/7/2021).