Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinik Bio Farma Novilia Sjafri Bachtiar meninggal dunia.
Kabar itu disampaikan di akun instagram universitas Padjajaran Bandung. Kabarnya, dia meninggal dunia karena terinfeksi covid-19.
"Pimpinan dan segenap Keluarga Besar Universitas Padjadjaran mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Dr. Novilia Sjafri Bachtiar, dr., M.Kes. (Dosen Luar Biasa Fakultas Farmasi Unpad)," tulis pengumuman tersebut.
Novilia sendiri merupakan kepala tim peneliti uji klinis vaksin Sinovac di tanah air dari Bio Farma.
Dia mengawal proses uji klinis vaksin Covid-19 yang sudah dimulai sejak Agustus 2020. Vaksin yang diujicobakan adalah buatan perusahaan farmasi China, Sinovac. Vaksin itu dikemas dengan nama CoronaVac.
Untuk pengembangan vaksin Covid-19, Novilia sempat mengungkapkan Bio Farma bekerjasama dengan salah satu produsen vaksin asal China yaitu Sinovac. Namun, saat itu vaksin tersebut masih belum memasuki uji klinis fase 3, sehingga demi mempercepat pelaksanaan vaksinasi, Indonesia akhirnya turut berkontribusi melaksanakan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 Sinovac.
Baca Juga
Untuk standar produksi vaksin Covid-19, Novila menjelaskan bahwa pihaknya mengacu pada pedoman dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan pedoman dari WHO. Selain itu, dia menjelaskan alasan memilih vaksin inactivated, karena Bio Farma sudah paham dengan platform teknologinya.
Dikutip dari Bisnis beberapa waktu lalu, Novilia Sjafri Bachtiar, mengatakan tim uji klinis Bio Farma berupaya bekerja dengan maksimal untuk mempercepat kehadiran vaksin Covid-19 di Indonesia.
Dia mengawali karir di Bio Farma sejak tahun 2001, dengan latarbelakang pendidikan di bidang kedokteran. Meski berbekal ilmu medis, vaksinologi dan uji klinis tetap menjadi hal baru yang penuh tantangan dan menarik untuk dipelajari.