Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Afrika Hadapi Gelombang Keempat Covid-19, Bahaya Buat Dunia

Penyebaran virus Corona yang berkepanjangan membawa risiko lebih banyak varian yang resistan terhadap vaksin. Hal ini tidak hanya membahayakan orang Afrika, tetapi juga seluruh dunia.
Petugas kesehatan berjalan melewati sejumlah tenda yang dipasang di lapangan parkir Rumah Sakit Akademi Steve Biko di Pretoria, Afrika Selatan, Senin (11/1/2021), di tengah penguncian nasional akibat wabah Covid-19. /Antara-Reuters
Petugas kesehatan berjalan melewati sejumlah tenda yang dipasang di lapangan parkir Rumah Sakit Akademi Steve Biko di Pretoria, Afrika Selatan, Senin (11/1/2021), di tengah penguncian nasional akibat wabah Covid-19. /Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Sementara perhatian di sebagian besar negara maju beralih ke masalah pascapandemi seperti pelonggaran pembatasan, liburan, dan kembalinya aktivitas ke situasi normal, Afrika berada dalam cengkeraman infeksi gelombang ketiga yang melumpuhkan dan bersiap untuk gelombang keempat, dan mungkin bahkan kelima.

Ketika varian delta yang lebih menular mulai menyebar ke seluruh benua yang paling sedikit divaksinasi itu, kasus meningkat, rumah sakit dibanjiri pasien, dan kematian meningkat. Dengan sedikit prospek proporsi signifikan orang Afrika yang divaksinasi dalam beberapa bulan mendatang karena negara-negara kaya terus menimbun dosis, ahli epidemiologi memperkirakan gelombang penyakit lain akan menyusul sebelum akhir tahun.

Itu membawa risiko lebih banyak varian yang resistan terhadap vaksin, membahayakan tidak hanya orang Afrika tetapi juga seluruh dunia.

"Gelombang ketiga ini akan menghancurkan karena di Afrika dan Afrika Selatan kami tidak bisa mendapatkan akses ke vaksin saat kami sangat membutuhkannya,” kata Tulio de Oliveira, direktur Krisp, sebuah lembaga pengurutan genetik Afrika Selatan, dilansir Bloomberg, Minggu (4/7/2021).

Jika Afrika tidak mendapatkan vaksin dalam beberapa bulan ke depan, benua itu menghadapi risiko gelombang dahsyat lainnya.

Afrika masih sangat kurang dalam vaksinasi, dengan hanya 1,1 persen dari 1,2 miliar orang di benua itu yang mendapat suntikan dibandingkan dengan sekitar 50 persen populasi AS dan Inggris yang sepenuhnya diinokulasi. Hanya 50 juta dari lebih dari 3 miliar dosis vaksin yang telah diberikan secara global berada di Afrika, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, dan efeknya menjadi jelas.

Kasus berlipat ganda setiap tiga minggu, dan benua itu hampir melampaui minggu terburuk pandemi. Pada Jumat (2/7/2021), jumlah infeksi virus corona harian Afrika Selatan melonjak ke rekor. Kota-kota seperti Johannesburg hingga Kampala terpaksa dikunci dan unit perawatan intensif kebanjiran pasien.

Di negara-negara yang lebih miskin di benua itu, pasien sekarat karena kekurangan oksigen dan petugas kesehatan kewalahan, dengan perawat merawat masing-masing sebanyak 40 pasien.

Skala yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

Di Gauteng, pusat ekonomi Afrika Selatan dan daerah terkaya di benua itu, kematian mencetak rekor hingga rumah sakit swasta haus mentrasnfer pasien ke provinsi lain.

Dengan 4.795 kasus per satu juta orang, Namibia memiliki epidemi terburuk secara global selama tujuh hari terakhir. 

Pembuat peti mati dan toko bunga di Lusaka, ibu kota Zambia, mengatakan mereka berjuang untuk memenuhi permintaan. Laura Miti, seorang aktivis sosial di negara itu, mengatakan bahwa seorang rekan meninggal karena Covid-19 setelah menghabiskan waktu di rumah sakit, di mana pasien meninggal karena pemadaman listrik mengganggu pasokan oksigen. Selain itu kekurangan tenaga kesehatan juga menjadi persoalaan.

Menurut CDC Afrika, benua itu hanya memiliki kurang dari 5,4 juta infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi dan sekitar 141.000 kematian sejak pandemi dimulai. Namun jumlahnya diperkirakan jauh lebih banyak, karena di Afrika Selatan saja mencapai 176.000.

"Kecepatan dan skala gelombang ketiga Afrika tidak seperti yang pernah kita lihat sebelumnya,” kata Matshidiso Moeti, direktur Afrika untuk Organisasi Kesehatan Dunia.

Gelombang terbaru telah membawa pandemi ke tingkat yang sama sekali baru, dan dengan akses yang buruk ke vaksin, hanya ada sedikit harapan kondisi akan membaik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper