Bisnis.com, JAKARTA - Afrika Selatan tengah mempertimbangkan membeli vaksin produksi AstraZeneca Plc untuk melawan persebaran varian Delta.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (1/7/2021), Deputi Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla mengatakan tengah melakukan pendekatan dengan Serum Institute of India Ltd., perusahaan manufaktur vaksin yang merupakan mitra AstraZeneca.
Hal ini diperlukan untuk meningkatkan suplai regulator kesehatan yang juga tengah mempertimbangkan Sputnik V milik Rusia dan Sinovac dari China.
“Saya berharap kami masih dapat mengakses stok lebih lanjut dari AstraZeneca dari Serum Institute. Itu akan sangat membantu pada saat kami mencari sumber-sumber lain,” ungkapnya.
Pemerintah menjual 1 juta dosis AstraZeneca ke Uni Afrika pada Maret, setelah penelitian menunjukkan varian Beta yang saat itu dominan di negara tersebut resisten terhadap vaksin.
Varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India saat ini merajalela di Afrika Selatan dan sebanyak 60 persen menunjukkan penularan yang lebih cepat daripada strain lain, termasuk varian Beta.
Sementara itu, sebuah data yang diperlihatkan pemerintah pada 26 Juni menunjukkan vaksin AstraZeneca lebih memiliki efikasi lebih dari 70 persen dalam melawan varian Delta.
Pada Februari, profesor vaksinologi University of the Witwatersrand Shabir Madhi mengatakan vaksin memiliki khasiat sekitar 20 persen dalam mencegah penyakit ringan ketika berhadapan dengan virus Beta.
“Kami tidak ingin kembali ke argumen awal apakah khasiatnya yang terbatas pada varian Beta itu benar, apakah dibuang, apakah dijual ke negara lain. Dengan informasi saat ini yang cukup mujarab terkait [varian] Delta, itu sudah terdaftar,” kata Phaahla.