Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riset: Campuran Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Perkuat Kekebalan

Kemampuan untuk mencampur dosis dapat membantu negara-negara dengan pasokan vaksin yang berbeda membantu satu sama lain.
Universitas Oxford/Reuters
Universitas Oxford/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Mencampur dosis vaksin Covid-19 dari Pfizer Inc. dan AstraZeneca Plc. ternyata dapat menciptakan respons kekebalan yang kuat, demikian hasil studi Universitas Oxford.

Temuan ini diyakini dapat memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar dalam penggunaan persediaan yang langka.

Para peneliti melaporkan di jurnal medis Lancet bahwa campuran suntikan Pfizer diikuti oleh vaksin Astra, dan sebaliknya, menghasilkan konsentrasi antibodi yang tinggi terhadap Covid-19 ketika diberikan dalam selang waktu empat minggu.

Dokter dan pejabat kesehatan masyarakat telah menganalisis berbagai cara untuk memperpanjang pasokan vaksin. Misalnya, dengan menunda waktu antara dosis pertama dan kedua, karena banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah mencoba mencari cara untuk mengatasi kelangkaan vaksin.

Kemampuan untuk mencampur dosis dapat membantu negara-negara dengan pasokan vaksin yang berbeda membantu satu sama lain.

Riset itu juga menunjukkan urutan pemberian vaksin antara dua jenis dosis itu mempengaruhi hasil. Astra diikuti oleh Pfizer menghasilkan tingkat antibodi kekebalan dan sel T yang lebih tinggi daripada Pfizer yang diikuti Astra.

Selain itu, vaksin campuran menghasilkan lebih banyak antibodi daripada dua dosis Astra. Respons sel T terbaik berasal dari Astra diikuti oleh Pfizer, dan respons antibodi tertinggi terlihat dari dua dosis Pfizer.

“Ini mendukung fleksibilitas dalam penggunaan vaksin, di mana keadaan setempat mengharuskannya. Ini memberi semua orang pilihan," kata Matthew Snape, seorang profesor Oxford yang memimpin penelitian, dilansir Bloomberg, Selasa (29/6/2021).

Dosis vaksin AstraZeneca saat ini diberi jarak 12 minggu di Inggris, yang memperluas aksesibilitas dan tampaknya meningkatkan efektivitas vaksin.

Studi dari Oxford menunjukkan bahwa jarak suntikkan selama 10 bulan meningkatkan respons lebih jauh. Hasil dari tes dosis campuran pada interval 12 minggu akan tersedia dalam bulan depan atau lebih.

Uji coba itu melibatkan 830 sukarelawan berusia 50 tahun ke atas dan menguji vaksin hanya terhadap varian yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan.

Pengujian lebih lanjut terhadap jenis virus Corona tambahan dapat berguna untuk menginformasikan vaksin dan kombinasi mana yang akan digunakan dalam suntikan booster musim dingin yang potensial. Penelitian lebih lanjut dari program ini akan melihat kombinasi vaksin dari Moderna Inc. dan Novavax Inc.

Bulan lalu, penelitian awal dari studi tersebut menemukan bahwa pencampuran dosis Pfizer dan Astra meningkatkan efek samping, seperti kelelahan dan sakit kepala. Namun, temuan dari studi Lancet mengatakan bahwa efek samping ini berumur pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper