Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tarik Pasukan, Taliban Rebut Lagi Puluhan Distrik di Afghanistan

PBB melaporkan para gerilyawan Taliban telah merebut lebih dari 50 dari 370 distrik sejak Mei 2021.
Serangan taliban di Afghanistan/Reuters
Serangan taliban di Afghanistan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Para pejuang Taliban kembali merebut puluhan distrik di Afghanistan setelah mereka meningkatkan serangan pada saat proses penarikan terakhir oleh pasukan asing berlangsung, menurut laporan dari PBB.

Para gerilyawan merebut lebih dari 50 dari 370 distrik sejak Mei, kata utusan khusus PBB Deborah Lyons kepada Dewan Keamanan PBB dengan memperingatkan skenario mengerikan. Dia mengatakan peningkatan konflik berarti peningkatan ketidakamanan bagi banyak negara lain.

Sementara itu, AS dan NATO masih menargetkan penarikan pasukan sepenuhnya pada 11 September. Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan situasinya 'tetap dinamis' meskipun Taliban diuntungkan.

Hanya saja hal itu tidak mengubah penarikan pasukan AS dan masih ada fleksibilitas bagi AS untuk bertindak. Kemajuan kelompok Islam garis keras baru-baru ini adalah hasil dari "serangan militer yang intensif", kata Lyons kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB di New York seperti dikutip CNN.com, Rabu (23/6/2021).

"Distrik-distrik yang telah diambil itu mengelilingi ibu kota provinsi yang menunjukkan bahwa Taliban memposisikan diri mereka untuk mencoba mengambil ibu kota ini begitu pasukan asing ditarik sepenuhnya," katanya.

Taliban juga merebut perbatasan utama Afghanistan dengan Tajikistan pada Selasa, kata para pejabat. Persimpangan itu berada di provinsi utara Kunduz, tempat pertempuran meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Pejuang Taliban mengatakan mereka memiliki kendali atas seluruh provinsi dan tinggal ibu kota provinsi dan Kunduz yang dipertahankan oleh pemerintah. Namun, kementerian pertahanan di Kabul mengatakan pasukan Afghanistan telah merebut kembali beberapa distrik dan operasi sedang berlangsung.

Kota Kunduz berada di posisi strategis dan sempat jatuh ke tangan pemberontak pada 2015 dan setahun kemudian direbut kembali oleh pasukan pemerintah yang didukung NATO.

Media lokal melaporkan bahwa Taliban juga telah menyita sejumlah besar peralatan militer, dan membunuh serta melukai atau menangkap puluhan tentara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper