Bisnis.com, JAKARTA – Volkswagen Group Amerika Serikat menyatakan kasus kebocoran data di sebuah vendor telah berdampak pada lebih dari 3,3 juta data pelanggan dan konsumen prospektif di Amerika Utara.
Perusahaan asal Jerman itu menyebut data yang bocor tersebut merupakan informasi konsumen atau konsumen potensial Audi.
Dikutip dari CGTN, Senin (14/6/2021), Volkswagen Group of America mengatakan oknum pihak ketiga diduga telah mencuri informasi terbatas terkait konsumen dan pembeli potensial Audi dari sebuah vendor.
Informasi yang dicuri itu merupakan kumpulan data penjualan dan marketing dari 2014-2019, serta berada di file elektronik yang tidak dikunci.
Perusahaan itu menyampaikan pada regulator bahwa data yang dicuri hanya berupa nomor telepon dan alamat email. Di beberapa kasus lainnya, kebocoran data biasanya meliputi informasi pembelian mobil, penyewaan, hingga data pribadi konsumen.
Lebih lanjut, VW menyatakan 90.000 konsumen dan pembeli potensial Audi yang terdampak atas kasus kebocoran data tersebut akan ditawarkan layanan perlindungan kredit gratis.
Dalam kasus kebocoran semacam ini, biasanya para oknum pencurian akan mengumpulkan data sensitif misalnya informasi nomor plat kendaraan, tanggal lahir, nomor jaminan sosial, dan rekening bank.
Kendati demikian, VW meyakini hal tersebut kasus kebocoran data yang berdampak pada pelanggannya di Kanada dan Amerika Serikat ini tidak mengumpulkan data-data sensitif seperti kebanyakan kasus.