Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara atau Korut melemparkan kritik kepada negara-negara yang menyimpan stok vaksin berlebihan hingga menyebabkan negara lainnya kekurangan suplai.
Hal ini disampaikan pada pernyataan pada pertemuan Majelis Kesehatan Dunia ke-74 pada pekan lalu. Korut juga mendesak WHO untuk memastikan adanya akses vaksin yang adil di dunia.
“Pengembangan vaksin dan obat-obatan Covid-19 mungkin bisa menjadi prestasi bagi umat manusia, padahal kenyataan yang tidak adil terlihat bahwa beberapa negara lebih banyak melakukan pengadaan dan penyimpanan vaksin melebihi kebutuhannya dengan menginspirasi nasionalisme vaksin secara gamblang ketika negara lain tidak mampu mendapatkannya," seperti dikutip dari Yonhap, Selasa (1/6/2021).
Korea Utara juga mengungkapkan kritiknya kepada negara-negara yang disebutnya sebagai egoisme nasional dan hanya semata-mata mencari keuntungan sendiri sehingga menyebabkan kemacetan global.
Perlu diketahui, Korea Utara seharusnya mendapatkan jatah 1,7 juta dosis vaksin Covid-19 pada Mei melalui program dari COVAX Facility, aliansi produsen vaksin yang dikoordinatori oleh WHO dan GAVI. Namun, COVAX mengumumkan pengunduran jadwal vaksin yang diproduksi oleh AstraZeneca tersebut.
Hal ini disebabkan adanya penundaan pada proses yang terkait dengan persyaratan bagi setiap negara agar mengumpulkan rencana vaksinasi dan dokumen lainnya.
Baca Juga
Negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un ini mengklaim bebas dari Virus Corona, tetapi menerapkan tindakan pencegahan secara nasional seperti memberlakukan kontrol perbatasan yang ketat, sejak awal tahun lalu.
Channel News Asia melaporkan hingga saat ini pihak aliansi GAVI dan WHO belum berkomentar terkait hal ini.
Namun, mereka mengatakan kepada Reuters bahwa pengiriman vaksin ke Korea Utara belum bisa direalisasikan lantaran adanya kekurangan persiapan teknis dan kekurangan suplai global.