Bisnis.com, JAKARTA - Gencatan senjata antara Israel dan Hamas memasuki hari ketiga dan negara mediator meminta kedua pihak untuk menjaga masa tenang setelah pecahnya pertempuran di Jalur Gaza yang menewaskan 248 orang termasuk 66 di antaranya anak-anak.
Tim mediator Mesir bolak-balik antara Israel dan Jalur Gaza yang diperintah oleh Hamas untuk mencoba mempertahankan gencatan senjata. Tim dari Kementerian Luar negeri Mesir juga telah bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat.
Mereka juga bertemu dengan pejabat tinggi Yordania untuk membahas de-eskalasi dan cara untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah.
Lynn Hastings, Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk wilayah Palestina mengatakan bahwa PBB mengeluarkan seruan untuk memperbaiki kerusakan di Gaza yang berpenduduk padat di tengah ancaman penyebaran Covid-19.
"Eskalasi telah memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza, yang dihasilkan oleh hampir 14 tahun blokade dan perpecahan politik internal, di samping permusuhan yang berulang," kata Lynn dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (24/5/2021).
PBB, imbuhnya, juga harus memastikan dukungan untuk terus menangani kebutuhan termasuk yang timbul dari pandemi yang sedang berlangsung.
Israel telah memblokade Gaza sejak 2007 dengan dalih untuk mencegah Hamas membawa senjata. Hastings mengatakan PBB telah lama meminta Israel menghentikan blokade dan akan terus melakukannya.
Sementara itu, Uni Emirat Arab juga mengatakan siap memfasilitasi upaya perdamaian kedua pihak.
Dalam perkembangan lain pejabat Palestina menetapkan biaya rekonstruksi puluhan juta dolar di Gaza, di mana pejabat medis mengatakan 248 orang tewas selama 11 hari pertempuran.
Petugas medis mengatakan tembakan roket dan serangan peluru kendali menewaskan 13 orang di Israel selama pertempuran.