Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Covid-19 Meledak, Malaysia Rilis Beragam Aturan baru

Malaysia menghindari kebijakan lockdown total dengan merilis sejumlah aturan baru guna mengendalikan lonjakan kasus positif Covid-19 di negara itu.
Suasana jalan kosong di Jalan Bulatan Kampung Pandan di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (18/3/2020). Sejumlah jalan raya di Malaysia menjadi sepi setelah pemerintah mengumumkan lockdown nasional selama dua minggu. Bloomberg/Samsul Said
Suasana jalan kosong di Jalan Bulatan Kampung Pandan di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (18/3/2020). Sejumlah jalan raya di Malaysia menjadi sepi setelah pemerintah mengumumkan lockdown nasional selama dua minggu. Bloomberg/Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah aturan baru dirilis oleh Pemerintah Malaysia guna mengendalikan aktivitas masyarakat di tengah melonjaknya kasus penularan Covid-19 di negara tersebut.

Seperti dilansir dari Bloomberg, Minggu (23/5/2021) kegiatan bisnis hanya diizinkan beroperasi dari pukul 8.00 hingga pukul 20.00 tiap harinya mulai 25 Mei 2021. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob.

Selain itu, 80 persen pegawai negeri dan 40 pekerja swasta akan diwajibkan untuk bekerja dari rumah. Aturan itu diperkirakan mempengaruhi aktivitas bekerja dari 7-8 juta pekerja di negara tersebut.

Aturan lain yang diberlakukan adalah penutupan aktivitas dan akses di tempat-tempat berisiko tinggi. Sementara itu, kapasitas transportasi umum akan dibatasi hingga 50 persen.

“Kementerian Perdagangan akan mengumumkan sejumlah pedoman ekonomi secara lebih lanjut,” kata Ismail.  

Menurutnya, langkah tersebut merupakan upaya untuk mengendalikan penularan Covid-19 tanpa mengganggu pemulihan ekonomi negara tersebut. Sebab, pada Januari lalu, ekonomi Malaysia kehilangan sekitar 700 juta ringgit (US$169 juta) ketika membatasi operasional sejumlah sektor penting.

"Saya mengerti banyak yang khawatir dan telah mengusulkan lockdown total karena meningkatnya kasus penularan Covid-19. Namun, banyak yang khawatir bahwa penguncian total akan memengaruhi mereka yang memperoleh penghasilan harian karena sumber pendapatan mereka akan ditutup sepenuhnya," kata Ismail.

Sementara itu, Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Abdul Aziz memperkirakan bahwa pembatasan sosial tersebut dapat berdampak pada 1 persen produk domestik bruto Malaysia.

Seperti diketahui, perekonomian Malaysia mengalami kontraksi selama empat kuartal berturut-turut dalam tiga bulan pertama tahun ini, meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat. Pemerintah dan bank sentral Malaysia memperkirakan ekonomi tumbuh 6 persen hingga 7,5 persen tahun ini setelah terkontraksi 5,6 persen pada 2020.

Sekadar catatan, Malaysia mencatat 6.320 kasus positif Covid-19 baru pada Sabtu (22/5/2021). Catatan itu menjadi hari keempat berturut-turut di mana infeksi tetap di atas 6.000 kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper