Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan pada Rabu lalu (19/5/2021) bahwa pemerintah akan mendukung komunitas Yahudi Inggris dengan cara apa pun setelah lonjakan insiden anti Semit, termasuk serangan terhadap seorang rabi, menyusul bentrokan di Gaza.
Community Security Trust (CST), yang memberikan masukan pada sekitar 280.000 orang Yahudi Inggris tentang masalah keamanan, mengatakan telah mencatat 106 insiden anti Semit sejak 8 Mei dibandingkan dengan 19 insiden dalam 11 hari sebelumnya, atau peningkatan lima kali lipat.
"Saya berbagi kengerian dengan terjadinya insiden anti Semit dan pemerintah telah menyampaikan pesan itu dengan tegas dan jelas kepada mereka yang bertanggung jawab untuk menegakkan hukum melawan kejahatan rasial," kata Johnson, menanggapi pertanyaan di parlemen dari Keir Starmer, pemimpin oposisi Partai Buruh.
"Sebagai sebuah negara dan sebagai masyarakat ... kami menyerukan hal ini di setiap tahap. Kami tidak akan membiarkannya mengakar, kami tidak akan membiarkannya tumbuh dan membusuk," tutur PM Inggris.
Dalam satu insiden, sebuah video yang diunggah di media sosial pada Minggu (16/5) menunjukkan konvoi mobil yang membawa bendera Palestina mengemudi melalui komunitas Yahudi di London utara dan menyiarkan pesan anti Semit dari megafon.
Detektif telah menangkap empat pria karena dicurigai melakukan pelanggaran ketertiban umum rasial dan mereka kemudian dibebaskan dengan jaminan polisi, sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Baca Juga
Polisi juga telah menangkap dua pria karena melakukan penyerangan terhadap seorang rabi di Chigwell, sebelah utara London. Dia membutuhkan perawatan rumah sakit untuk gegar otak setelah menerima sejumlah pukulan di kepala.
CST mengatakan telah terjadi beberapa insiden dimana individu yang meneriakkan "Bebaskan Palestina" pada orang-orang Yahudi secara acak, grafiti di sebelah sinagoga dan surel pelecehan kepada para pemimpin komunitas Yahudi.
Dalam kasus lain, seorang pria menghentikan anak sekolah Yahudi di London dan mengancam akan memukul mereka jika mereka tidak mengatakan bahwa mereka mendukung Palestina.
"Tingkat kemarahan dan kebencian yang diarahkan pada Israel selalu meluas menjadi anti Semitisme pada saat-saat seperti ini, tetapi orang-orang yang menyulut kemarahan ini, secara daring dan di jalanan, tidak pernah bertanggung jawab atas konsekuensi khusus ini," kata CST.
Israel mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya tidak menetapkan kerangka waktu untuk mengakhiri permusuhan dengan Gaza, ketika militernya menggempur daerah kantong Palestina dengan serangan udara sementara militan Hamas melancarkan serangan roket lintas perbatasan.