Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Unicef Desak G7 Sumbang Pasokan Vaksin untuk COVAX

Embargo dilakukan India karena negara itu memerlukan ketersediaan vaksin demi memerangi gelombang infeksi kedua yang masif.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JENEWA - Negara-negara maju anggota G7 diminta menyumbangkan pasokan vaksin Covid-19 dalam skema berbagi vaksin COVAX.

Hal itu diperlukan sebagai tindakan darurat untuk mengatasi kekurangan sangat besar pasokan vaksin Covid-19 dunia akibat gangguan ekspor vaksin dari India.

Permintaan tersebut disampaikan Kepala Unicef,  Senin (17/5/2021).

India telah mengekang ekspor vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute, yang telah dijanjikan kepada COVAX. Embargo dilakukan India karena negara itu memerlukan ketersediaan vaksin demi memerangi gelombang infeksi kedua yang masif.

Badan PBB Unicef, yang bertugas memasok vaksin virus Corona melalui COVAX, memperkirakan kekurangan pasokan sebanyak 140 juta dosis pada akhir Mei dan sekitar 190 juta pada akhir Juni.

"Berbagi dosis berlebih yang tersedia dengan segera adalah langkah penghentian kesenjangan minimum, penting dan darurat, dan itu diperlukan saat ini," kata Direktur Eksekutif Unicef Henrietta Fore.

Ia menambahkan sumbangan vaksin itu dapat membantu mencegah negara-negara yang rentan menjadi wilayah infeksi global berikutnya.

Para pemimpin negara G7 bersiap untuk bertemu di Inggris bulan depan. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu mengecam "bencana moral" dari ketidakadilan vaksin, mendesak negara-negara kaya untuk menyumbangkan dosis daripada menggunakannya untuk anak-anak yang kurang rentan terhadap penyakit parah.

Mengutip penelitian baru dari perusahaan informasi dan analitik ilmiah Airfinity, Fore dari Unicef mengatakan bahwa negara-negara G7 dapat menyumbangkan sekitar 153 juta dosis.

Hal dihitung jika mereka hanya membagikan 20 persen dari pasokan yang tersedia selama bulan Juni, Juli dan Agustus.

Ini bisa dilakukan sambil tetap memenuhi komitmen untuk memvaksin populasi mereka sendiri, kata Fore tanpa memberikan detail lebih lanjut.

COVAX, yang dijalankan bersama oleh WHO dan aliansi vaksin GAVI, sangat bergantung pada suntikan AstraZeneca.

AstraZeneca menyumbang sebagian besar vaksin yang dialokasikan untuk peluncuran awal karena berupaya menyediakan 2 miliar dosis tahun ini.

Unicef mengatakan bahwa pembatasan manufaktur lain di luar India juga telah memperlambat pasokan dosis COVAX, tetapi penundaan itu diharapkan dapat diselesaikan pada akhir Juni.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper