Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Covid-19 Bikin Swedia Krisis Sperma

Swedia melaporkan krisis sperma untuk proses inseminasi buatan karena kekurangan jumlah pendonor yang datang ke rumah sakit.
Ilustrasi sperma. /Istimewa
Ilustrasi sperma. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Para pendonor sperma di Swedia menghindari rumah sakit karena khawatir dengan penularan Covid-19. Alhasil Swedia kini mengalami kekurangan sperma yang akut untuk proses inseminasi demi mewujudkan kehamilan.

"Kami kehabisan sperma. Kami tidak pernah memiliki donor yang begitu sedikit seperti tahun lalu," kata Ann Thurin Kjellberg, kepala unit reproduksi di Rumah Sakit Universitas Gothenburg seperti dikutip dari Reuters, Selasa (11/5/2021).

Kekurangan itu berarti waktu tunggu untuk kehamilan yang dibantu melonjak dari sekitar enam bulan menjadi sekitar 30 bulan. "Mungkin lebih lama," kata dokter yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.'

"Ini membuat stres karena kami tidak bisa mendapatkan waktu atau tanggal yang jelas untuk perawatan," kata Elin Bergsten, seorang guru matematika berusia 28 tahun dari Swedia selatan.

Dua tahun lalu, Bergsten dan suaminya mengetahui bahwa dia tidak dapat memproduksi air mani sendiri. Pasangan ini lantas mengajukan permohonan untuk membantu kehamilan. Sayangnya kondisi sekarang membuat inseminasi ditunda tanpa batas waktu karena kekurangan pendonor sperma.

"Ini fenomena nasional," kata Thurin Kjellberg. "Kami telah kehabisan di Gothenburg dan Malmo, mereka akan segera habis di Stockholm," tambahnya, menyebut tiga wilayah terpadat di negara itu.

Selain penyedia layanan kesehatan publik, ada juga klinik swasta di Swedia yang mampu mengatasi kekurangan dengan membeli sperma dari luar negeri.

Tetapi perawatan kehamilan yang dibantu di sana seringkali menghabiskan biaya sebanyak 100 ribu krona Swedia atau sekitar Rp 170 juta sehingga membuatnya tidak terjangkau bagi banyak orang.

Berdasarkan hukum Swedia, sampel sperma hanya dapat digunakan oleh maksimal 6 wanita.

Margareta Kitlinski, yang menjalankan unit reproduksi di Rumah Sakit Universitas Skane, klinik terbesar di Swedia, mengatakan dibutuhkan sekitar 8 bulan untuk memproses donor karena banyak tes yang terlibat, dan banyak sampel gagal dan tidak layak karena masalah umum.

"Jika Anda memiliki 50 orang yang menghubungi anda, paling tidak hanya setengah dari mereka yang bisa menjadi pendonor," kata Kitlinski.

Beberapa wilayah Swedia telah menggunakan media sosial untuk mendorong pria mau mendonorkan spermanya di tengah wabah Covid-19, tetapi dengan hasil yang berbeda-beda. "Kami perlu tampil di TV dan memberitahu pria Swedia untuk maju," kata Thurin Kjellberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper