Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 3 Program Prioritas Kemenparekraf untuk Hadapi Pandemi Setelah Lebaran

Menparekraf menjelaskan bakal ada 3 program prioritas yang dijalankan Kemenparekraf selepas masa libur lebaran 2021.
Menparekraf Sandiaga Uno dalam konferensi virtual Senin (10/5) / Bisnis.com-Herdanang
Menparekraf Sandiaga Uno dalam konferensi virtual Senin (10/5) / Bisnis.com-Herdanang

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menyiapkan tiga program prioritas untuk dieksekusi sebagai bagian dari mitigasi terhadap dampak pandemi Covid-19. Ketiga program tersebut, menurut Menparekraf Sandiaga Uno, bakal mulai dieksekusi selepas masa libur lebaran.

"Satu, yang pertama, adalah peningkatan skill. Penambahan skill untuk pelaku wisata dan ekonomi kreatif berkaitan dengan realita baru sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Sandi dalam konferensi pers virtual Senin (10/5/2021).

Kemudian, program prioritas kedua yang dinilai Sandi tidak kalah penting adalah menonjolkan pendekatan baru untuk jenis-jenis pariwisata di Indonesia. Menurutnya, saat ini wisatawan sudah cenderung punya tujuan spesifik untuk mengutamakan jenis-jenis rekreasi tertentu.

"Jadi yang kedua, kami harus memastikan bangkitnya pariwisata ekonomi kreatif dengan pendekatan baru. Misalnya seperti wisatawan nusantara, wisatawan berkelanjutan dan sebagainya."

Lalu, prioritas terakhir adalah terkait realisasi anggaran agar dapat dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin. Sehingga, serangkaian program yang telah diwacanakan Kemenparekraf hingga akhir tahun bisa berjalan tepat waktu.

"Kami harus memastikan program-program kami setelah lebaran ini tepat waktu. Dana hibah dan pariwisata, PEN, bangga berwisata indonesia, fokus pariwisata nusantara, dan program-program lain. Jadi kami akan betul-betul fokus pada stimulus. Untuk menggerakkan ekonomi, memulihkan UMKM," tandasnya.

Adapun terkait dana hibah untuk tahun 2021, Sandi belum bisa memastikan berapa nominal yang bakal didapat Kemenparekraf. Prosesnya masih akan dibahas di jajaran kabinet.

Namun, sejauh ini dia telah mengusulkan kebutuhan Rp3,7 triliun. "Dana hibah ini, kami ajukan pagunya Rp3,7 triliun. Pertimbangan nominal tersebut adalah berdasarkan realita kebutuhan pajak hotel, pajak wisata hingga pajak hiburan tahun 2019," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper