Bisnis.com, JAKARTA – Pegiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan Avivah Yamani memperkirakan hujan meteor Eta Aquarid mencapai puncaknya pada 5-6 Mei 2021.
Hujan meteor dapat diamati dengan kondisi khusus. “Asal tidak mendung atau hujan pada waktunya,” kata Avivah, Kamis (6/5/2021).
Menurut Avivah, waktu puncak hujan meteor di wilayah Indonesia akan dimulai pada pukul 01.21 WIB. Waktu itu merupakan saat terbitnya rasi bintang Aquarius di arah timur. Dari lokasi rasi itu akan muncul lesatan-lesatan meteor yang dinamakan Eta Aquarids.
Avivah menyarankan pengamat mencari lokasi yang terbuka dan bebas polusi cahaya buatan di arah timur. Keuntungannya dengan cara itu, pengamat bisa menyaksikan hujan meteor Eta Aquarids sejak masih cukup rendah di horison.
“Atau bisa tunggu sekitar 2 jam setelah rasi Aquarius terbit supaya ketinggiannya sudah mencapai 30 derajat dan cukup tinggi untuk diamati,” ujarnya.
Bulan sabit yang terbit pukul 00:48 WIB bisa memberikan efek polusi cahaya meski tidak sebesar saat Bulan Cembung dan Purnama. Dari laman Langit Selatan, diperkirakan setiap jam akan muncul 60 meteor, atau rata-rata setiap menitnya melesat sebuah meteor. Kecepatannya berkisar 66,9 kilometer per detik.
Baca Juga
Hujan meteor itu bisa disaksikan hingga menjelang fajar. “Pengamatan hujan meteor Aquarid bisa dimulai sehari sebelum dan sehari sesudah waktu aktivitas maksimum,” kata Avivah.
Penyebab terjadinya hujan meteor itu karena gerakan Bumi yang mengelilingi matahari tepat melintasi sisa debu komet 1P/Halley yang bertebaran di angkasa.
Hujan Meteor Eta Aquarid, merupakan satu dari dua hujan meteor yang terjadi ketika Bumi melintasi debu Komet Halley. Hujan meteor lainnya yang juga terjadi ketika Bumi melintasi lintasan komet Halley adalah hujan meteor Orionid pada Oktober.