Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan imunisasi anak di Indonesia selama pandemi setahun terakhir tak bisa mencapai target. Padahal, 2 sampai 3 juta kematian global dan 26 penyakit dapat dicegah setiap tahunnya dengan dengan imunisasi.
Akibat pandemi Covid-19 target cakupan 80 persen di 401 kabupaten/kota belum tercapai sepenuhnya, hanya 200 yang mencapai imunisasi dasar lengkap lebih dari 80 persen.
“Jadi ternyata akibat pandemi ini angka imunisasi dasar lengkap bagi anak-anak itu turun karena ibunya takut untuk membawa anak-anaknya vaksinasi ke fasilitas layanan kesehatan, padahal imunisasi adalah salah satu investasi di masa depan bagi anak-anak yang harus diutamakan,” ujar Dante, mengutip keterangan resmi Kemenkes, Kamis (29/4/2021).
Dante menegaskan, anak-anak tetap bisa melakukan vaksinasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik, sehingga tidak perlu takut dengan kegiatan vaksinasi.
Cakupan imunisasi pada anak baik pada program imunisasi nasional maupun yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan swasta pada umumnya menurun.
Kondisi ini amat mengkhawatirkan mengingat penurunan cakupan imunisasi pada beberapa penyakit tertentu dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa.
Baca Juga
Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Profesor Soedjatmiko mengatakan para orang tua harus diedukasi untuk segera melengkapi imunisasi anaknya. Walaupun di masa pandemi Covid-19 imunisasi dasar lengkap harus tetap dilaksanakan.
Pada 2020 cakupan imunisaai dasar lengkap pada bulan ketiga dan bulan keempat rendah. Namun Kemenkes terus mengupayakan cakupan imunisasi pada anak harus tinggi dan akhirnya mencapai 80 persen kecuali imunisasi DT, MR2, dan HPV.
Data dari Surveilans di Kemenkes menujukkan data bulan imunisasi anak sekolah pada 2020 saat itu cakupan campak hanya mencapai 45 persen, Diphteria Tetanus (DT) 40 persen, dan Tetanus Diphteria (TD) juga 40 persen.
Prof. Soedjatmiko menilai rendahnya cakupan imunisasi karena orang tua takut tertular virus SARS-CoV-2 kalau ke fasilitas kesehatan.
Ada juga orang tua yang tidak tahu bahaya penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Alasan lainnya karena ketidaktahuan orang tua pada jadwal imunisasi, serta informasi-informasi yang tidak benar terkait imunisasi.
“Jadi kita harus mengedukasi orang tua untuk segera melengkapi imunisasi anaknya. Kita harus berusaha mengedukasi para orang tua karena selama pandemi Covid-19 bayi-bayi atau anak sekolah itu beresiko tertular penyakit,” tegasnya.
Soedjatmiko menegaskan, imunisasi sangat penting dan semua negara di dunia melakukannya. Majelis Ulama Indonesia pun tidak pernah melarang imunisasi. Berdasarkan Fatwa MUI No. 4/2016 tentang Imunisasi terdapat salah satu poin yang menyatakan bahwa jika seseorang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian maka hukumnya jadi wajib.
“Jadi sekarang karena jelas aman bermanfaat bisa melindungi diri dari penyakit berbahaya ayo lengkapi imunisasi anak di Puskesmas, klinik atau rumah sakit,” ujar Soedjatmiko.