Bisnis.com, JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani menekankan pentingnya budaya literasi di lingkungan keluarga dalam menyambut peringatan Hari Kartini yang jatuh pada hari ini, Rabu (21/4/2021).
Menurutnya, budaya literasi dalam keluarga merupakan bekal untuk mewujudkan kemajuan bangsa Indonesia. Puan melanjutkan, kemampuan literasi seperti membaca, menulis, serta mengolah dan memahami informasi, membuat seseorang bisa menyerap begitu banyak ilmu pengetahuan, bisa menuangkan gagasan dan berpikir kritis, serta memiliki keahlian problem solving.
“Jika R.A. Kartini tidak memiliki kemampuan literasi, maka tidak akan ada buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang' yang isinya sudah menginspirasi banyak Kartini-Kartini lintas generasi hingga masa kini,” kata Puan, seperti dilansir laman resmi DPR, Selasa (20/4/2021).
Perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI ini pun mengatakan peran aktif perempuan Indonesia sangat menentukan, khususnya dalam menumbuhkan literasi di dalam keluarga. Menurutnya, keluarga merupakan unit masyarakat yang terkecil tetapi berperan besar dalam kemajuan sebuah bangsa.
“Tentunya kita ingin setiap anak Indonesia memiliki titik awal kehidupan yang baik. Nilai-nilai yang ditanamkan di dalam keluarga adalah nilai-nilai yang akan turut membimbing hidup seseorang sepanjang hidupnya,” ujarnya.
Oleh karena itu, legislator dari daerah pemilihan Jawa Tengah V5 tersebut, jika budaya literasi sudah ditanamkan sejak dini di tingkat keluarga, maka mereka akan tumbuh dewasa dengan budaya literasi yang kuat.
Baca Juga
“Ketika budaya membaca di rumah menjadi sebuah kebiasaan, maka anak-anak akan terbiasa menjadikan buku atau bahan bacaan sebagai rujukan untuk mendapatkan informasi,” ucap Puan.
Puan memahami bahwa usaha meningkatkan budaya literasi bukanlah tugas yang mudah, terlebih banyak ibu yang memiliki dua peran yakni sebagai ibu rumah tangga dan sekaligus pekerja. Namun, dia meyakiin perempuan Indonesia kreatif, banyak ide, dan bisa menemukan cara-cara untuk meningkatkan budaya literasi di tingkat keluarga, maupun di lingkungan sosial terdekat lainnya.
“Taruh persoalan berat di hadapan perempuan Indonesia, maka insyaallah perempuan bisa menemukan solusinya,” tutupnya.