Bisnis.com, JAKARTA - India melaporkan kenaikan kasus Covid-19 hingga 261.500 pada Minggu (18/4/2021).
Kenaikan tersebut menjadikan total kasus Covid-19 di India mencapai 14,8 juta, kedua terbesar setelah Amerika Serikat sebanyak 31 juta kasus.
Kematian akibat Covid-19 di India mencapai 1.501, menjadikan total kematian 177.150.
Dikutip dari Bloomberg, pemerintah India memanggil tentara untuk menambah kapasitas rumah sakit dengan 250 tempat tidur di New Delhi yang dikelola oleh Korps medis militer.
Layanan medis di seluruh negeri melaporkan krisis tempat tidur, oksigen, dan obat-obatan esensial.
Perdana Menteri Narendra Modi yang tengah berkampanye pada rapat pemilu di Benggala Barat selama akhir pekan, dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan pejabat tinggi di kota suci Varanasi, hari ini Minggu.
Kenaikan jumlah kasus tersebut diperparah kekhawatiran dari sejumlah ahli kesehatan terkait potensi penyebaran varian baru yang lebih ganas dan dapat mengguncang 1,3 miliar populasi di negara tersebut.
Varian baru ini bermutasi ganda sehingga dapat menjadi gelombang baru yang lebih mematikan, menjadikan India sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi kedua mengalahkan Brazil.
"Ini adalah varian yang kami terus pantau. Memiliki dua dari mutasi ini, yang telah terlihat pada varian lain di seluruh dunia, mengkhawatirkan,” kata Maria Van Kerkhove, kepala teknis WHO tentang Covid-19 pada Jumat.
Menurutnya, kemiripan dengan mutasi yang lebih menular dan mengurangi netralisasi bakal menghambat kemampuan vaksin dalam melindungi masyarakat.
Varian baru dimaksud adalah B.1.617, yang diidentifikasi di India menghasilkan dua mutasi yakni E484Q dan L452R.
Penemuan pertama kali dilaporkan seorang ilmuwan di India pada akhir tahun lalu. Virus tersebut bermutasi sepanjang waktu sebagai bagian dari evolusi biologi.
Beberapa mutasi melemahkan virus, sementara yang lain mungkin membuatnya lebih kuat sehingga virus berkembang biak lebih cepat atau menyebabkan lebih banyak infeksi.