Bisnis.com, JAKARTA — Pohon sukun merupakan salah satu jenis tanaman endemik dari Nusantara. Kandungan gizi di dalam buah sukun menjadikannya salah satu sumber pangan potensial. Sayangnya, tanaman ini sudah mulai dilupakan oleh masyarakat di Indonesia.
Hal ini yang melatar belakangi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar lomba Pembibitan Sukun Terbanyak.
Menurut Hadi Susilo Arifin selaku ketua panitia, kegiatan ini diinisiasi oleh Kepala BNPB Doni Monardo, sebelum Doni mendapat gelar Honoris Causa dari IPB University pada Minggu (27/3/2021) lalu.
"Desember 2020 lalu, Pak Doni sedang menjadi narasumber dalam salah satu kuliah umum. Di ujung acara, beliau secara spontan 'menantang' mahasiswa IPB untuk melakukan pembibitan sukun," jelas Hadi saat membuka kegiatan Penjurian Terbuka Lomba Pembibitan Sukun Terbanyak, Sabtu (10/4/2021) melalui media komunikasi daring seperti dikutip dari laman BNPB, MInggu (11/4/2021) .
Menurut Doni, selain memiliki nilai ekonomis, pohon sukun juga memiliki fungsi ekologis untuk mencegah bencana longsor dan banjir.
"Akar pohon sukun lebarnya bisa mencapai belasan meter bahkan sampai 20 meter. Akar tersebut yang akhirnya dapat mencegah pergerakan tanah dan longsor," kata Doni dalam sambutannya.
Akar pohon sukun juga bisa banyak menyerap air. Ketika usianya mencapai 30 sampai 40 tahun, di sekeliling pohon sukun akan muncul banyak sumber air. Hal ini bisa menjadi salah satu langkah mitigasi saat terjadi kekeringan.
Keunggulan akarnya yang bisa mengikat banyak air juga bisa menjadi salah satu pencegah terjadinya banjir.
Selain itu, tanaman tropis yang banyak tumbuh di Indonesia ini bisa menjadi solusi dari masalah krisis pangan di Tanah Air.
"Dengan kandungan karbohidrat kompleks di dalam buahnya, sukun dapat menggantikan nasi sebagai makanan pokok apabila terjadi gagal panen padi," kata Doni.