Bisnis.com, JAKARTA - Administrasi Biden menyatakan tidak menginginkan sekutunya memilih antara Amerika Serikat (AS) atau China setelah empat tahun di bawah Donald Trump yang cenderung America First.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS ingin bersaing dengan China, tetapi tidak lalu berusaha untuk mengalahkannya.
“AS tidak akan memaksa sekutu kami pada pilihan kami atau mereka dengan China. Kami akan bersandar pada inovasi, bukan ultimatum,” katanya dalam pidato di kantor pusat NATO di Brussels.
Menurutnya, AS dan sekutunya perlu bersatu untuk mengembangkan teknologi ketika membangun perdagangan dengan China harus mempertimbangkan risikonya.
"Pertimbangkan 5G, di mana teknologi China membawa risiko pengawasan yang serius," katanya tentang teknologi nirkabel baru yang mungkin didominasi oleh Huawei Technologies Co. dari China.
“Kita harus menyatukan perusahaan teknologi dari negara-negara seperti Swedia, Finlandia, Korea Selatan, AS, dan menggunakan investasi publik dan swasta untuk mengembangkan alternatif yang aman dan dapat dipercaya.”
Baca Juga
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan 30 negara anggotanya perlu beradaptasi terhadap ancaman yang ditimbulkan China mengingat kebangkitannya memiliki konsekuensi yang mengerikan.
Pada saat yang sama, dia mengatakan tetap ada ruang untuk kerja sama, seperti pada masalah perubahan iklim.
"Kebangkitan China mengubah keseimbangan kekuatan global," kata Stoltenberg dalam sebuah wawancara di TV Bloomberg.
“Kami membutuhkan keseimbangan ini untuk mengatasi tantangan tetapi pada saat yang sama dekat dengan China di mana kami melihat peluang untuk bekerja dengan mereka.”
Nada Blinken pada pertemuan di Brussels memperlihatkan penolakannya terhadap pendekatan yang dilakukan oleh pendahulunya, Mike Pompeo yang mengkritik keras organisasi internasional seperti PBB dan mengatakan mereka harus direformasi atau dihapus saja.
Presiden Masyarakat Asia Kevin Rudd yang juga mantan perdana menteri Australia mengatakan kepada TV Bloomberg bahwa baik Washington maupun Beijing tidak ingin melihat hubungannya buruk dalam beberapa waktu ke depan.