Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Agama telah memulai proyek percontohan (pilot project) madrasah digital yang ditujukan untuk pembelajaran daring, terutama selama pandemi Covid-19.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Muhammad Zain mengatakan program pelatihan untuk guru ini dikembangkan dengan mengoptimalkan media televisi berbasis android.
"Piloting projek tahun ini sudah mulai dilakukan. Kami telah mencoba melakukan pelatihan untuk guru MTsN 41 Jakarta Al Azhar Asy-Syarif," terang M Zain, seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenag, Kamis (25/2/2021).
Menurutnya, madrasah digital menyelenggarakan pengelolaan pendidikan menggunakan aplikasi digital. Dalam konsep tersebut, jelas dia, perangkat digital bukanlah tujuan, melainkan alat bantu penunjang efektifitas dan efisiensi.
Salah satu caranya, kata M Zain, adalah dengan menghubungkan HP, Laptop dengan TV Android menggunakan aplikasi AppMirror (Android dan Laptop), screen mirroring (phone/ipad), google home dan chrome cast.
Dia menilai upaya itu merupakan bentuk dukungan dan implementasi atas program digitalisasi madrasah yang dicanangkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag.
Baca Juga
"Dirjen Pendis selama ini terus mendorong pentingnya digital culture, budaya digital, bagi peningkatan kualitas pembelajaran bagi guru-guru madrasah," sambungnya.
Dengan pendekatan ini, lanjutnya, selama pandemi, guru bisa mengajar di kelas, sementara siswa tetap dari rumah. Penggunaan sarana televisi memungkinkan siswa dapat melihat suasana kelas secara lebih luas. Hal itu diharapkan dapat mengurangi kerinduan mereka terhadap ruang belajar di madrasah. "Ini juga sejalan dengan arahan Menko PMK, agar guru mengajar di sekolah, siswa tetap belajar dari rumah," serunya.
Untuk pilot project, Kemenag memilih MTsN 41 Al Azhar Asy Syarif. Zain menjelaskan madrasah itu dipilih karena model madrasah digital ini juga akan dimanfaatkan dalam pembelajaran daring dengan narasumber dari Al Azhar, Kairo.
"Kami harap pendekatan ini efektif. Nantinya, setelah pandemi usai, sarana pembelajaran yang ada tetap bisa digunakan. Jika kondisi sudah normal, para siswa bisa belajar dari sekolah, guru bisa dari lokasi mana saja," tandasnya.