Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dalam percakapan pertamanya sebagai Presiden China Xi Jinping, berbicara tentang keprihatinannya tentang praktik ekonomi yang memaksa dan tidak adil, serta pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang.
Gedung Putih menjelaskan Biden juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang pembatasan yang berkembang di negara itu atas kebebasan politik di Hong Kong dan tindakan yang semakin tegas di kawasan itu, termasuk terhadap Taiwan. Panggilan telepon itu berlangsung Rabu sore waktu Washington atau pagi ini di Beijing.
"Biden berkomitmen untuk mengejar keterlibatan praktis yang berorientasi pada hasil, ketika itu memajukan kepentingan rakyat Amerika dan sekutu kami," kata Gedung Putih, dilansir Bloomberg, Kamis (11/2/2021).
Menurut seorang pejabat, pemerintahan Biden akan terlibat dengan negara mitra di Asia dan Eropa untuk mengembangkan strategi bersama membatasi ekspor teknologi tinggi yang sensitif dan investasi China di industri penting.
Bagian krusial dari strategi Biden terhadap China akan melibatkan investasi publik di perusahaan AS dan inovasi untuk mendorong daya saing Paman Sam. Pengumuman tentang komitmen tersebut diperkirakan berlangsung dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.
Biden mengkritik mantan Presiden Donald Trump karena gagal memperkuat ekonomi AS dan membuat kebijakan China dengan cepat. Pejabat tersebut mengakui bahwa kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun untuk menerapkan strategi tersebut, jadi fokusnya adalah membuatnya berkelanjutan.
Baca Juga
Tim Biden sedang meninjau tindakan yang dilakukan oleh pemerintahan Trump, termasuk pengenaan tarif pada lebih dari US$350 miliar pada barang-barang China. Sementara peninjauan itu berlanjut, tarif yang ada tetap berlaku sampai keputusan dibuat tentang penyesuaian apa yang harus dilakukan.
Gedung Putih berencana untuk berkonsultasi dengan Kongres dan sekutunya untuk menyusun strategi perdagangan yang lebih tajam dan efektif. Anggota Kabinet kunci yang terlibat dalam peninjauan tersebut, termasuk Perwakilan Dagang AS dan sekretaris perdagangan, belum dikonfirmasi.