Kapan Melandai?
Dengan adanya lonjakan kasus ini, perkiraan pemerintah untuk bisa melandaikan kasus Covid-19 dari yang awalnya pada Oktober 2020 meleset menjadi Maret 2021, setelah adanya vaksinasi.
Vaksinasi Covid-19 menjadi satu dari beberapa upaya pemerintah menekan kenaikan kasus Covid-19.
Sampai saat ini, pemerintah masih mengandalkan vaksin CoronaVac dari perusahaan Sinovac dengan efikasi 65,3 persen.
Namun, sudah dua pekan program vaksinasi dimulai yang ditujukan tahap awalnya untuk tenaga kesehatan, ternyata Presiden Joko Widodo sendiri yang mengungkapkan bahwa baru 250.000 tenaga kesehatan yang dapat vaksinasi.
Angka itu jauh dari target Presiden untuk melakukan penyuntikan vaksin ke sejuta orang sehari. Dia berharap, pada 30.000 vaksinator di 10.000 puskesmas dan 3.000 rumah sakit.
Salah satu masalahnya berada pada masih adanya ketidakpercayaan masyarakat, bahkan dari kalangan tenaga kesehatan, di samping beberapa daerah yang memang memiliki kesulitan akses.
Menanggapi hal ini Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng Faqih sampai turun tangan ingin membantu tenaga kesehatan.
Dia mengatakan, jangan sampai tenaga kesehatan tidak mau divaksin.
“Harapannya saya sudah mewakili IDI dan ada kawan-kawan yang juga mewakili bidan, perawat, apoteker, dan lain-lain. Jadi kawan-kawan nakes tidak perlu khawatir. Alhamdulillah efek samping minimal hanya pegal di tempat suntikan, 5 jam sudah mereda,” jelasnya usai disuntik vaksin kedua.
Daeng mengingatkan, tenaga kesehatan setiap harinya berhadapan dengan pasien dan risikonya tinggi, sehingga perlu cepat divaksin.
“Bagi yang kesulitan mengakses mendaftar vaksin bisa menghubungi IDI setempat, atau hubungi saya supaya penyuntikan vaksin bagi kawan-kawan [nakes] berjalan lancar,” ujarnya.