Bisnis.com, JAKARTA — Angka terbaru dari pemerintah Jepang menunjukkan jumlah orang yang tidak bekerja bertambah 490.000 pada Desember 2020 dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Catatan ini telah bertambah untuk 11 bulan berturut-turut.
Berdasarkan informasi yang dilansir melalui Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK ) pada Jumat (29/01/2021), Kementerian Dalam Negeri Jepang menyampaikan jumlah orang yang tidak bekerja lebih dari 1,9 juta. Adapun, tingkat pengangguran Jepang yang disesuaikan secara musiman adalah 2,9 persen atau sama dengan bulan sebelumnya.
Seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri Jepang mengatakan dampak dari kenaikan kembali penularan Covid-19 tampaknya terbatas karena survei itu dilakukan sebelum keadaan darurat diberlakukan.
Kementerian Dalam Negeri Jepang juga merilis angka pengangguran untuk tahun 2020. Angkanya adalah 2,8 persen, naik dari 2,4 persen pada 2019 atau pertama kalinya dalam 11 tahun.
Sebelumnya, Kementerian Tenaga Kerja Jepang mengungkapkan bahwa sejak akhir Januari 2020 hingga 6 Januari 2021 sekitar 80.100 orang telah kehilangan pekerjaan atau akan kehilangan pekerjaan.
Namun, angka sesungguhnya diyakini bahkan lebih tinggi dari itu karena data kementerian hanya mencakup kasus yang tercatat oleh otoritas ketenagakerjaan serta pusat-pusat penempatan kerja.
Baca Juga
Hingga 25 Desember 2020, hampir 17.000 orang kehilangan pekerjaan di bidang manufaktur. Sebanyak 11.000 lainnya berasal dari industri restoran. Sementara itu, lebih dari 10.000 orang di bidang ritel dinyatakan kehilangan pekerjaan dan 9.600 orang dari industri perhotelan.
Sebelumnya, Kementerian Tenaga Kerja Jepang menemukan bahwa 78.153 orang telah atau akan menghadapi pengangguran antara akhir Januari 2020 dan 21 Desember 2020. Mereka meyakini jumlah yang sesungguhnya tampaknya lebih tinggi karena jumlah itu hanya mencakup kasus yang diketahui oleh biro tenaga kerja daerah dan kantor pencari kerja umum.
Data hingga 18 Desember 2020 menunjukkan bahwa sektor manufaktur terkena dampak terparah dengan hilangnya 15.672 pekerjaan. Berikutnya adalah pub dan restoran dengan 10.935 karyawan kehilangan pekerjaan.
Dalam sektor ritel, sebanyak 10.384 orang dipecat sementara 9.605 pegawai hotel dan 5.084 pekerja di agen pengerahan tenaga juga kehilangan pekerjaannya.
Berdasarkan provinsi, Tokyo memiliki jumlah terbesar orang yang dipecat dengan 19.005 diikuti oleh Osaka dengan 6.581.
Jumlah pekerja tidak tetap, termasuk paruh waktu, yang menghadapi pengangguran akibat pandemi antara 25 Mei dan Jumat lalu adalah 37.460.