Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro membeberkan publikasi riset Indonesia di antara negara Asean berada di urutan kedua pada 2016 - 2020.
Pencapaian Indonesia itu masih berada di bawah jumlah hasil riset yang dipublikasikan salah satu negeri jiran, yakni Malaysia.
Rapor itu disampaikan Bambang dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Riset dan Inovasi 2021 dengan tema Sinkronisasi Program Dalam Pencapaian Target Kinerja Riset Inovasi Nasional Tahun 2021 secara virtual pada Rabu (27/1/2021).
“Yang menjadi tolok ukur di dalam kinerja riset di Indonesia adalah publikasi. Kalau dari segi jumlah publikasi, di tahun 2020 ada sekitar 46 ribu lebih publikasi yang dihasilkan,” kata Bambang.
Perinciannya, artikel jurnal sebanyak 23.607 buah dan conference paper sebanyak 22.906 buah. Dengan demikian, jumlah publikasi ilmiah dalam negeri berjumlah 46.513 buah pada 2020.
“Indonesia masih berada di posisi kedua hanya di bawah Malaysia dengan total 2016 sampai 2020 yaitu 161.000 lebih kalah dari Malaysia 173.000 lebih. Tetapi lebih dari negara ASEAN besar lainnya,” tuturnya.
Baca Juga
Adapun total publikasi riset Indonesia dalam kurun waktu empat tahun ke belakang sebanyak 161.928 buah. Capaian itu masih tertinggal dari Malaysia yang berhasil memproduksi 173.471 publikasi riset.
“Pada periode 2016 hingga 2020, Indonesia mengalami lonjakan paling tinggi dari posisi sebelumnya yang relatif rendah di tahun 2016. Kita berada di rangking 4, tetapi di tahun 2020 kita sudah kalau secara tahunan nomor satu,” kata dia.