Bisnis.com, JAKARTA - Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 menyatakan vaksin Covid-19 besutan Sinovac Biotechnology Ltd. (Coronavac) dapat bertahan hingga 2 tahun di tempat penyimpanan.
Ketua TIm Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Kusnadi Rusmil mengatakan, pihaknya sejauh ini belum dapat memastikan masa eksparasi vaksin tersebut. Namun demikian, pihaknya mendapatkan laporan bahwa masa simpan CoronaVac yang dibuat oleh PT Bio Farma (Persero) dapat bertahan hingga 2 tahun.
"Kalau menurut informasi dari Bio Farma ke saya, [CoronaVac] yang [diproduksi] dari Bio Farma itu bisa bertahan 2 tahun, tapi tergantung dibikinnya kapan," katanya dalam konferensi pers virtual, Sabtu (23/1/2021).
Sementara itu, Kusnadi menyatakan daya tahan imunogenisitas hasil CoonaVac sejauh ini bertahan baik. Dia mencatat angka imunogenisitas CoronaVac hanya berkurang 0,77 persen setelah 3 bulan pasca imunisasi.
Secara rinci, uji klinis tahap III CoronaVac di Bandung menunjukkan imunogenisitas di level 99,74 persen setelah 14 hari vaksin dimasukkan ke dalam tubuh. Angka tersebut turun tipis ke level 99,23 persen setelah 90 hari vaksinasi dilakukan.
Imunogenisitas merupakan kekuatan antibodi yang terbentuk setelah sebuah vaksin dimasukkan ke dalam tubuh. Beberapa vaksin menunjukkan imunogenisitas berkurang secara gradual berdasar waktu dan memerlukan vaksinasi ulang.
Baca Juga
"Jadi, kalau [imunogenisitas] masih tinggi, setahun tidak perlu diulang [vaksinasi], mungkin 2 tahun. [Tapi,] ini masih diteliti, kan penelitiannya masih berlangsung," katanya.
Seperti diketahui, vaksinasi di 34 provinsi akan berlangsung dalam dua periode. Periode pertama dilaksanakan pada Januari - April 2021 akan diprioritaskan kepada 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 petugas pelayanan publik di 34 provinsi.
Periode kedua digelar selama 11 bulan, mulai April 2021 sampai Maret 2022. Artinya akan menjangkau jumlah masyarakat hingga mencapai populasi 181,5 juta orang.