Bisnis.com, JAKARTA - Tiga produsen farmasi China dikabarkan telah mengajukan aplikasi untuk memasok vaksin Covid-19 ke skema fasilitas pembagian vaksin COVAX.
Informasi itu disampaikan pemerintah China dalam konferensi pers Rabu (20/1/2021) sebagai langkah resmi pertama negara itu bagi inisiatif global tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying memerinci tiga produsen itu yakni Sinovac Biotech, China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), dan CanSino Biologics.
Skema COVAX, yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan aliansi vaksin GAVI akan mulai meluncurkan vaksin ke negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah pada Februari, dengan 2 dari 3 miliar dosis diperkirakan akan dikirimkan tahun ini.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Senin (18/1/2021) bahwa nasionalisme vaksin telah menempatkan dunia di ambang 'kegagalan moral yang dahsyat'. Dia mendesak negara-negara dan produsen untuk menyebarkan dosis secara lebih adil di seluruh dunia.
Vaksin dari Sinopharm dan Sinovac sudah diluncurkan di beberapa negara, termasuk Brazil, Indonesia, Turki, dan Uni Emirat Arab.
Baca Juga
Tak satu pun dari ketiga perusahaan tersebut yang telah merilis data efektivitas rinci dari vaksin mereka kepada publik, tetapi akses awal yang terbatas ke vaksin pesaing yang dikembangkan oleh produsen obat Barat telah mendorong banyak negara berkembang untuk mendapatkan vaksin dari China.
Sinovac, Sinopharm, dan CanSino tidak memberi komentar langsung tentang waktu persetujuan dari COVAX untuk vaksin mereka, jumlah pasokan, dan data apa yang telah mereka berikan kepada COVAX. Sementara COVAX belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Adapun, kehadiran Covax Advance Market Commitment Engagement Group (COVAX-AMC EG) menjadi peluang besar bagi Indonesia dalam mengamankan ketersediaan vaksin di tengah ancaman negara-negara berpendapatan menengah ke atas yang melakukan pembelian dalam jumlah besar.