Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Filipina memperpanjang larangan masuk bagi wisatawan asing yang berasal dari 32 negara sebagai upaya mencegah penyebaran varian baru virus corona.
Varian virus Covid-19 baru, yang lebih menular, sebelumnya telah terdeteksi di kawasan Asia Tenggara.
Dilansir Bloomberg, Juru Bicara Kepresidenan Harry Roque mengatakan pembatasan aktivitas travel tersebut pada awalnya berakhir pada hari ini, Jumat (15/1/2021), tetapi diperpanjang hingga 31 Januari 2021 atas persetujuan dari satgas nasional yang menangani pandemi Covid-19.
Negara-negara yang warga negaranya dilarang masuk ke wilayah Filipina antara lain Inggris, Denmark, Irlandia, Jepang, Australia, Israel, Belanda, Islandia, Italia, dan China, termasuk Hong Kong.
Lalu ada Swiss, Prancis, Jerman, Libanon, Singapura, Swedia, Korea Selatan, Afrika Selatan, Kanada, Spanyol, Amerika Serikat, Portugal, dan India. Kemudian Finlandia, Norwegia, Yordania, Brasil, Austria, Pakistan, Jamaika, Luksemburg, dan Oman.
Adapun, Pemerintah Filipina menargetkan untuk memvaksinasi seluruh populasinya yang berjumlah lebih dari 100 juta orang pada 2023.
Peluncuran vaksin dapat dimulai paling cepat Februari, meskipun sebagian besar inokulasi akan dimulai pada paruh kedua 2021, kata penanggung jawab vaksinasi Carlito Galvez pada sidang Senat, Senin (11/1/2021).
Pemerintah, menurut Galvez, sedang menyelesaikan kesepakatan pasokan dengan AstraZeneca Plc., Serum Institute of India, Pfizer Inc.-BioNTech SE, Johnson & Johnson, Sinovac Biotech Ltd., Moderna Inc. dan Pusat Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya Rusia.
Menteri Kesehatan Filipina Francisco Duque mengatakan pada sidang yang sama, bahwa kekebalan kelompok dapat dicapai tahun ini ketika pemerintah menargetkan untuk membeli 148 juta dosis vaksin virus Corona untuk menyuntik lebih dari setengah populasi pada tahun 2021. Anggaran senilai 82,5 miliar peso (US$1,7 miliar) telah dikeluarkan.
Anggaran ini akan dialokasikan untuk pembelian vaksin tahun ini, yang sebagian besar berasal dari pinjaman. Sejauh ini, Filipina sudah menandatangani kesepakatan untuk 55 juta dosis vaksin.
Prioritas vaksinasi akan diberikan kepada garis depan tenaga medis dan pekerja di industri yang dianggap penting, termasuk kelompok berpenghasilan rendah dan individu berisiko.