Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendekteksi Covid-19 Buatan UGM Lebih Efektif dari PCR? Ini Penjelasannya

GeNose sudah mampu mendeteksi pasien Covid-19 lebih awal, yakni 2 hari dari terpapar, dibandingkan dengan tes PCR yang baru bisa mendeteksi setidaknya 3-5 hari setelah terpapar.
Inventor GeNose Prof. Kuwat Triyono dan Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati menerima Anugerah UGM 2020 pada peringatan Dies Natalis Ke-71 UGM di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Sabtu (19/12/2020). /ANTARA
Inventor GeNose Prof. Kuwat Triyono dan Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati menerima Anugerah UGM 2020 pada peringatan Dies Natalis Ke-71 UGM di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Sabtu (19/12/2020). /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Alat deteksi Covid-19 berbasis hembusan napas buatan peneliti Universitas Gajah Mada, GeNose, diklaim memiliki efektivitas lebih dari 90 persen. 

Ketua Tim Pengembang GeNose C19 UGM Kuwat Triyana mengatakan, uji klinik sudah dilakukan pada orang negatif dan positif Covid-1 di ruang rawat inap, rawat jalan, dan skrining bebas. 

“Ditemukan bahwa di analisis di ruang rawat sensitivitasnya 89 persen dan spesifisitasnya 96 persen. Sementara dalam analisis normal, sensitivitasnya 93 persen dan spesifisitasnya 95 persen,” ungkap Kuwat, Jumat (15/1/2021).

Adapun, Kuwat menyebutkan bahwa sementara GeNose sudah mampu mendeteksi pasien Covid-19 lebih awal, yakni 2 hari dari terpapar, dibandingkan dengan tes PCR yang baru bisa mendeteksi setidaknya 3-5 hari setelah terpapar. 

Melihat efektivitas alat tersebut, Menteri Riset Tekonologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro berpesan agar ke depan alat ini bisa diteliti lebih lanjut dari sisi post marketing. 

GAMA e-Nose (GeNose) merupakan alat deteksi dan diagnosis Covid-19 melalui hembusan nafas seseorang yang saat ini sudah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan. 

GeNose mendeteksi Covid-19 melalui sampling hembusan napas dalam suatu kantong khusus yang akan mengalirkan Volatile Organic Compound (VOC) ke dalam sistem larik sensor gas yang selanjutnya akan direspons delapan sensor.

Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence).

Penggunaan GeNose juga menggunakan sistem aplikasi yang terhubung dengan sistem cloud computering sehingga hasil diagnosis yang didapatkan dalam bentuk real time.

“Terkait cara penggunaannya masih ada hal-hal yang harus diperinci lebih lanjut. Kami sudah evaluasi apa-apa saja yang bisa menyebabkan datanya jadi invalid sehingga kami buat SOP yang akan beredar nantinya bersama dengan alat ini,” ungkap Kuwat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper