Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Kota di China Mulai Lakukan Pembatasan Jelang Imlek

China telah mengendalikan wabah domestiknya setelah virus Corona pertama kali muncul di Wuhan pada akhir 2019, tetapi lonjakan di provinsi Hebei yang berbatasan dengan Beijing telah memicu penguncian baru menjelang Tahun Baru China bulan depan.
Suasana di salah satu titik Kota Wuhan, China menjelang akhir tahun 2020. /-Roman Pilipey/EPA/Guardian
Suasana di salah satu titik Kota Wuhan, China menjelang akhir tahun 2020. /-Roman Pilipey/EPA/Guardian

Bisnis.com, JAKARTA - Dua kota di China, tepatnya di selatan Beijing, semakin memperketat pembatasan Covid-19 pada Sabtu (9/1/2021) untuk membasmi kembalinya infeksi.

China telah mengendalikan wabah domestiknya setelah virus Corona pertama kali muncul di Wuhan pada akhir 2019, tetapi lonjakan di provinsi Hebei yang berbatasan dengan Beijing telah memicu penguncian baru menjelang Tahun Baru China bulan depan.

Hebei telah melaporkan lebih dari 130 kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir, dengan lebih dari 200 orang terinfeksi tanpa gejala.

Sebagian besar kasus terjadi di kota Shijiazhuang yang dihuni oleh 11 juta orang. Beberapa infeksi lain dilaporkan di kota tetangga Xingtai yang memiliki populasi 7 juta orang.

"Shijiazhuang menghentikan operasi kereta bawah tanah mulai Sabtu pagi untuk membantu pencegahan dan pengendalian wabah," kata pihak berwenang di kutip dari Channel News Asia.

Jalan raya utama menuju kota, sekitar 300 km selatan Beijing, telah ditutup dan perjalanan penumpang antar kota dihentikan.

Semalam, kota Xingtai juga mengumumkan agar warganya untuk tinggal di rumah selama seminggu demi mengekang penyebaran wabahnya.

Pembatasan itu dilakukan menjelang Tahun Baru Imlek, ketika ratusan juta warga China akan mengunjungi keluarga dan teman.

Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional Zeng Yixin memperingatkan bahwa Tahun Baru Imlek akan semakin meningkatkan risiko penularan.

Pihak berwenang berlomba untuk meluncurkan vaksin. Zeng mengatakan sudah lebih dari 9 juta dosis yang diberikan sejauh ini.

Otoritas kesehatan baru-baru ini memberikan persetujuan bersyarat kepada kandidat vaksin oleh raksasa farmasi China Sinopharm, dengan Emergency Use Authorization (EUA) sudah diberikan pada akhir tahun 2020.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper