Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksin Covid-19 dari Program GAVI, WHO: Pengiriman Bisa Dimulai Bulan Ini

Covax atau GAVI merupakan program vaksinasi yang dikoordinasikan WHO untuk mendukung negara berpenghasilan rendah.
Lambang WHO di pintu utama kantor pusatnya di Jenewa, Swiss/ Bloomberg-Stefan Wermuth
Lambang WHO di pintu utama kantor pusatnya di Jenewa, Swiss/ Bloomberg-Stefan Wermuth

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pengiriman vaksin Covid-19 melalui jalur program Covax dapat dimulai Januari 2021 ini.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Imunisasi WHO Kate O'Brien, Kamis (7/1/2021). Covax atau GAVI merupakan program vaksinasi yang dikoordinasikan WHO untuk mendukung negara berpenghasilan rendah.

Menurutnya, WHO membutuhkan sekitar US$7 miliar atau setara dengan Rp98,3 triliun untuk mengirim cukup vaksin ke negara-negara yang masuk kategori penerima tersebut hingga akhir 2021.

"Program tersebut berhasil mengumpulkan dana sekitar US$6 miliar [setara Rp84,3 triliun] dari US$7 miliar [kebutuhan]," katanya saat acara media sosial daring.

O'Brien melaporkan bahwa program tersebut sudah mampu memiliki akses untuk 2 miliar lebih dosis vaksin virus Corona. Dengan demikian, program tersebut sudah bisa direalisasikan pengiriman vaksinnya dalam waktu dekat.

"Kami akan mulai mengirimkannya mungkin akhir Januari, dan kalau tidak, pasti awal Februari hingga pertengahan Februari," jelasnya.

Seperti diketahui, Indonesia juga telah menandatangani formulir vaksin Covax/GAVI untuk mengamankan akses pada 108 juta dosis vaksin Covid-19 dari GAVI.

Pendatanganan formulir tersebut dilakukan oleh Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri pada Kamis (7/1/2021).

“Penandatanganan ini adalah satu hal paling penting untuk Indonesia bisa memperoleh akses atas maksimal 108 juta dosis vaksin gratis dari GAVI,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada konferensi pers, Kamis (7/1/2021).

Budi menyebutkan bahwa Indonesia juga sudah memiliki komitmen pasti 125 juta dosis dari Sinovac, 50 juta dari AstraZeneca, 50 juta dari Novavax sehingga ada total 225 juta yang pasti. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper