Bisnis.com, JAKARTA - Twitter akhirnya mengunci akun Presiden Amerika Serikat Donald Trump di tengah meningkatnya aksi unjuk rasa massa pro-Trump yang mengepung Gedung Parlemen atau Capitol.
Demonstrasi yang menuntut pembatalan pengesahan kemenangan presiden terpilih, Joe Biden, itu sempat menimbulkan huru-hara dengan aksi perusakan yang dilakukan massa yang mencoba menguasai Capitol.
Di tengah situasi yang tak kondusif itu, Donald Trump justru tampak memanas-manasi pendukungnya melalui unggahannya di media sosial, Twitter. Tidak lama kemudian Twitter langsung menghapus unggahan tersebut karena dianggap telah melanggar aturan perusahaan.
Twitter akhirnya mengambil langkah luar biasa untuk mengunci akun Presiden Trump. Twitter merupakan sarana komunikasi favorit Trump. Ini merupakan tindakan yang lebih keras setelah menghapus tiga tweet Trump.
Twitter mengatakan penguncian itu merupakan akibat dari situasi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berkelanjutan di Washington, D.C.
"Ini berarti akun @realDonaldTrump akan dikunci selama 12 jam setelah penghapusan Tweet ini," demikian keterangan perusahaan itu di Twitter. "Jika Tweet tidak dihapus, akun tersebut akan tetap terkunci."
Baca Juga
Adapun, penghapusan unggahan Trump di Twitter itu menjadi kasus kesekian kalinya, setelah sebelumnya dilakukan atas klaim palsu Trump atas penipuan pemilu. Twitter juga menghapus video di mana Trump mengulangi klaim tak berdasarnya bahwa 'pemilu dicuri' dan menyarankan massa untuk 'pulang', sambil menambahkan, 'kami mencintaimu'.
Sementara itu, Facebook telah menyebut ada dua pelanggaran kebijakan terhadap halaman Trump. Layanan media sosial ini pun memblokir aksesnya selama 24 jam.